Makalah Penilaian Keterampilan Proses Sains
MAKALAH
PENILAIAN
KETERAMPILAN PROSES SAINS
OLEH :
KELOMPOK VI
DEWI
MAHARANI H0418001
MUH.
ZULFIKAR AB H0418303
NURLAENI H0418309
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULAWESI
BARAT
KATA PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis beribu-ribu nikmat sehingga
makalah ini dapat terselesaikan, salam dan taslim semoga tetap tercurahkan
kepada baginda nabi besar Muhammad SAW, nabi yang telah mengobarkan bendera
kebenaran di muka bumi ini.
Adapun tujuan penulisan makalah mata
kuliah assesmen pembelajaran fisika “Penilaian Keterampilan Proses Sains”
yaitu memenuhi tugas mata kuliah media
pembelajaran fisika dan dapat berguna dalam menambah bacaan dan wawasan.
Dengan
terselesaikannya makalah ini karena adanya bantuan dari pihak-pihak tertentu,
maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih yang
sebanyak-banyaknya kepada :
1.
Musdar M, S.Pd.,M.Pd. Selaku dosen pengampuh mata kuliah media pembelajaran fisika.
2.
Semua pihak
yang telah membantu penulisan dalam proses penulisan makalah, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Penulis sadar dalam makalah ini masih terdapat
banyak kesalahan karena kekurangan yang dimiliki penulis, maka dari itu penulis
meminta saran yang bijak dan membangun dari pembaca guna adanya peningkatan dipenulisan
makalah yang akan datang, dan mohon maaf atas segala kekurangannya.
Majene,
14 April
2020
Kelompok
VI
DAFTAR
ISI
Kata pengantar……………………………………………………………………ii
Daftar isi………………………………………………………………………….iii
BAB I Pendahuluan
Latar belakang……………………………………………………………………
4
Rumusan masalah………………………………………………………………..
4
Tujuan penulisan…………………………………………………………………
5
Manfaat Penulisan……………………………………………………………….
5
BAB II Pembahasan
Penilaian Keterampilan Proses
Sains…………………………………................ 6
Manfaat
penilaian proses sains………………………………………………….. 14
Bentuk – bentuk instrumen
penilaian proses sains…………………………....... 15
Strategi penilaian proses
sains………………………………………………….. 19
Pelaksanaan penilaian proses
sains dalam pembelajaran IPA…………………. 20
Langkah langkah menyusun
penilaian keterampilan proses sains……………….23
Menyusun penilaian proses
sains……………………………………………….. 23
BAB III Penutup
Kesimpulan……………………………………………………………………...
26
Saran…………………………………………………………………………….
27
Daftar pustaka………………………………………………………………...…
28
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Agar
sesuai dengan tujuan pendidikan nasional maka pembelajaran IPA yang terjadi
haruslah mengikuti standard dan prosedur pelaksanaan pembelajaran. Dimulai dari
perencanaan, pelaksanaan pembelajaran sampai pada evaluasi penbelajaran yang
dilakukan.
Dalam Kurikulum
pendidikan Indonesia, pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman
langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu peserta
didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang dirinya sendiri
dan alam sekitar.
Pada
bidang IPA menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan
proses sains. Keterampilan proses ini meliputi
keterampilan mengamati,
mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara baik dan benar dengan
selalu mempertimbangkan keamanan dan keselamatan kerja, mengajukan pertanyaan,
menggolongkan dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil temuan secara
lisan atau tertulis, menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk
menguji gagasan-gagasan atau memecahkan
masalah sehari-hari.
Untuk
mencapai hasil yang maksimal sehingga tercapainya tujuan maka evaluasi
pembelajaran harus dilakukan secara optimal. Makalah ini merupakan salah satu upaya untuk
tercapainya peningkatan kualitas evaluasi
pembelajaran, dengan pendekatan ketrampilan proses sains untuk meningkatkan kualitas
hasil pembelajaran di kelas
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
itu penilaian keterampilan proses sains?
2. Apa
manfaat penilaian keterampilan proses sains?
3. Apa
bentuk-bentuk instrumen penilaian keterampilan proses sains?
4. Apa
strategi penilaian keterampilan proses sains?
5. Apa pelaksanaan penilaian keterampilan proses
sains dalam pembelajaran IPA?
6. Apa
langkah-langkah menyusun penilaian keterampilan proses sains?
7. Bagaimana
menyusun penilaian keterampilan proses sains?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk
mengetahui penilaian keterampilan proses sains
2. Untuk
mengetahui manfaat penilaian keterampilan proses sains
3. Untuk
mengetahui bentuk-bentuk instrumen penilaian keterampilan proses sains
4. Untuk
mengetahui strategi penilaian keterampilan proses sains.
5. Untuk
mengetahui pelaksanaan penilaian keterampilan proses sains dalam pembelajaran
IPA
6. Untuk
mengetahui langkah-langkah menyusun penilaian
keterampilan proses sains
7. Untuk
mengetahui bagaimana menyusun penilaian keterampilan proses sains
D.
Manfaat
Penulisan
1. Manfaat teoritis
Makalah ini
dapat menjadi ilmu pengembangan pengetahuan bagi orang yang ingin belajar penilaian keterampilan proses sains
2. Manfaat praktis
Makalah ini diharapkan dapat menambah pengalaman bagi
penyusun, terkhusus bagi pembaca, makalah ini dapat dijadikan sumber tambahan
informasi terkait keterampilan proses sains.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Penilaian Keterampilan Proses Sains
a. Pengertian
penilaian keterampilan proses sains
Penilaian keterampilan proses sains
adalah suatu kegiatan yang dilakukan
untuk mengukur kemampuan siswa dalam menerapkan metode ilmiah, memahami,
mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan. Keterampilan
proses sains dapat juga diartikan sebagai kemampuan untuk melaksanakan tindakan
dalam belajar sains sehingga menghasilkan konsep, prinsip, hukum maupun fakta. Keterampilan ini dapat
digunakan sebagai wahana penemuan dan pengembangan konsep, prinsip atau teori.
Keterampilan proses sains sangat
penting bagi setiap siswa sebagai bekal untuk menggunakan metode ilmiah dalam
mengembangkan sains serta diharapkan memperoleh pengetahuan baru atau
mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki.
Salah satu komponen
penting dalam pembelajaran adalah penilaian atau evaluasi. Oleh karena itu
perangkat penilaian merupakan bagian integral yang dikembangkan berdasarkan
tuntutan tujuan pendidikan. Penilaian dilakukan guru untuk mengukur pertkembangan
keterampilan proses sains siswa sebagaimana yang dirumuskan dalam tujuan
pembelajaran. Selain itu penilaian dilakukan untuk mendiagnosis kesulitan
belajar dalam memberikan umpan balik kepada siswa. Dengan demikian penilaian
akan dilakukan secara terus menerus guna memastikan terjadinya kemanjuan dalam
belajar siswa. Hasil yang diperoleh dapat dijadikan sebagai dasar menentukan
keputusan tentang upaya perbaikan pembelajaran. Dalam hal ini upaya bimbingan
terhadap siswa yang diperlukan untuk memperbaiki hasil pembelajaran.
Rezba (Utami, 2012:
23-24) menerangkan “Ilmu pengetahuan merupakan hal penting dimana pengetahuan
dikontruksikan atas tiga dimensi.
Dimens pertama adalah konten atau isi dari ilmu pengetahuan, konsep
dasar dan pengetahuan ilmiah. Dimensi ini merupakan dimensi ilmu pengetahuan
yang sangat penting dan umumnya menjadi bahan pemikiran pertama. Kedua
adalah kerja sains, dimana proses sains dalam hal ini adalah keterampilan
proses sains atau kerja ilmiah. Ketika siswa belajar sains menggunakan
pendekatan keterampilan proses sains, maka pada saat yang sama pula siswa
belajar tentang proses sains. Dimensi ketiga ilmu pengetahuan adalah
sikap ilmiah. Dimensi ini fokus pada sikap dan “watak” yang menjadi karakter
dari sains. Dimensi ini mencakup hal-hal seperti rasa keingintahuan dan
kemampuan imajinasi, antusiasme dalam mengajukan pertanyaan dan menyelesaikan
masalah serta menjawab pertanyaan dengan menggunakan bukti dan berbagai fakta”.
Jadi penilaian
keterampilan proses sains siswa dapat dilakukan dengan adanya tiga dimensi ilmu
pengetahuan. Dengan hal itu, siswa memiliki kompetensi untuk dapat
mengembangkan sendiri pengetahuannya.
Beberapa alasan mengapa keterampilan
proses sains harus dimiliki oleh siswa yaitu
1)
Sains terdiri dari tiga aspek yaitu produk, proses
dan sikap. Dengan mengembangkan keterampilan proses sains siswa akan memahami
bagaimana terbentuknya hukum, teori dan rumus yang sudah ada sebelumnya melalui
percobaan;
2)
Sains berubah seiring dengan
perkembangan jaman. Oleh karena itu guru tidak mungkin lagi mengajarkan semua
konsep dan fakta pada siswa dari sekian mata pelajaran. Siswa dibekali
keterampilan yang dapat membantu siswa menggali dan menemukan informasi dari
berbagai sumber bukan dari guru saja;
3)
Siswa akan lebih memahami
konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh yang
konkrit;
4)
Siswa akan memiliki pemahaman
yang mendalam terhadap materi pelajaran dan mendorong siswa untu lebih
aktif dalam proses pembelajaran.
Pendekatan keterampilan proses
memiliki tujuan agar aktivitas dan kreatifitas peserta didik dalam memperoleh
pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, serta menerapkan dalam kehidupan
sehari-hari dan dapat mengembangkan sendiri fakta dan konsep, selain itu
menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang diharapkan
b.
Aspek-aspek keterampilan proses
sains
Metode ilmiah merupakan dasar dari pembentukan
pengetahuan dalam sains. Metode ilmiah dapat diartikan sebagai cara untuk
bertanya dan menjawab pertanyaan ilmiah dengan membuat obsevasi dan melakukan
eksperimen. Menurut Hess (2007), terdapat enam langkah-langkah metode ilmiah,
yaitu:
1.
Mengajukan pertanyaan atau
merumuskan masalah
2.
Membuat latar belakang penelitian
atau melakukan observasi
3.
Menyusun hipotesis
4.
Menguji hipotesis melalui percobaan
5.
Menganalisa data dan membuat
kesimpulan
6.
Mengkomunikasikan hasil
Dalam
pembelajaran sains, keenam langkah-langkah metode ilmiah tersebut dikembangkan
dan dijabarkan menjadi sebuah keterampilan proses sains yang dapat diajarkan
dan dilatihkan kepada siswa.
Menurut Wetzel (2008), keterampilan
proses sains merupakan dasar dari pemecahan masalah dalam sains dan metode
ilmiah. Keterampilan proses sains dikelompokkan menjadi keterampilan
proses dasar dan keterampilan proses terpadu.
|
Basic Skills (Keterampilan Dasar) |
Integrated Skills (keterampilan
terintegrasi) |
|
1.
Observing (mengamati) 2.
Using space relationship
(menggunakan hubungan ruang) 3.
Using number (menggunakan angka) 4.
Classifying (mengelompokkan) 5.
Measuring (mengukur) 6.
Communicating (mengkomunikasikan) 7.
Predicting (meramalkan) 8.
Inferring (menyimpulkan) |
a.
Controlling variable (mengontrol
variable) b.
Interpreting data (menafsirkan
data) c.
Fomulating hypothesis (menyusun
hipotesis) d.
Defining operationally (menyususn
definisi operasional) e.
Experimenting (melakukan percobaan) |
c.
Indikator keterampilan proses sains
Ketrampilan proses
terdiri atas sejumlah ketrampilan yang satu sama lain tidak bisa dipisahkan,
namun ada penekanan khusus dalam masing-masing keterampilan tersebut.
Ketrampilan proses tersebut adalah ketrampilan untuk melakukan pengamatan,
mengelompokan (klasifikasi, menafsirkan, meramalakan, mengajukan pertanyaan,
berhipotesis, merencanakan percobaan atau penyelidikan, menggunakan alat,
menerapkan konsep/prinsip dan berkomunikasi.
Ketrampilan-ketrampilan proses
tersebut dapat dituangkan atau dijabarkan menjadi beberapa indikator,:
|
No. |
Ketrampilan Proses |
Indikator |
|
1 |
Mengamati |
-
Menggunakan sebanyak
mungkin alat indera -
Mengumpulkan/menggunakan
fakta yang relevan |
|
2 |
Mengelompokkan/ Klasifikasi |
-
Mencatat setiap
pengamatan secara terpisah -
Mencari perbedaan,
persamaan -
Mengontraskan
ciri-ciri -
Membandingkan -
Mencari dasar
pengelompokkan atau penggolongan |
|
3 |
Menafsirkan |
-
Menghubungkan
hasil-hasil pengamatan -
Menemukan pola dalam
suatu seri pengamatan -
Menyimpulkan |
|
4 |
Meramalkan |
-
Menggunakan pola-
pola hasil pengamatan -
Mengungkapkan apa
yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati |
|
5 |
Mengajukan Pertanyaan |
- Bertanya
apa, mengapa, dan bagaimana. -
Bertanya untuk
meminta penjelasan. - Mengajukan
pertanyaa yang berlatar belakang
hipotesis. |
|
6 |
Merumuskan hipotesis |
- Mengetahui
bahwa ada lebih dari satu kemungkinan penjelasan dari suatu kejadian. - Menyadari bahwa
suatu penjelasan perlu
diuji kebenarannya dengan memperoleh
bukti lebih banyak
atau melakukan cara memecahkan masalah |
|
7 |
Merencanakan Percobaan |
- M
enent kan alat/bahan/sumber yang akan digunakan - Mentukan
variabel/ faktor penentu. - Menetukan
apa yang akan diukur, diamati, dicatat. - Menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa
langkah kerja |
|
8 |
Menggunakan alat/ bahan |
- Memakai
alat/bahan - Mengetahui
alasan mengapa menggunakan alat/bahan. - Mengetahui
bagaimana menggunakan alat/ bahan. |
|
9 |
Menerapkan konsep |
- Menggunakan
konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru - Menggunakan
konsep pada pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi |
|
10 |
Berkomunikasi |
- Mengubah
bentuk penyajian - Menggambarkan
data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan grafik atau tabel atau
diagram - Menyusun
dan menyampaikan laporan secara sistematis - Menjelaskan
hasil percobaan atau penelitian - Membaca
grafik atau tabel atau diagram. - Mendiskusikan
hasil kegiatan mengenai suatu masalah atau suatu peristiwa. |
Dari
indikator keterampilan proses sains diatas dapat dideskripsikan sebagai
berikut:
1. Mengamati
Mengamati merupakan keterampilan
yang dilakukan melalui kegiatan dengan menggunakan seluru alat indera secara
optimal, seperti telinga, mata, hidung, lidah dan kulit. Pengamatan dapat
dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Pengamatan juga dapat
dilakukan dengan menggunakan alat bantu atau tidak. Ketrampilan mengamati
memiliki sifat kualitatif dan kuantitatif. Akan bersifat kualitatif apabila
proses pengamatanya hanya menggunakan pancaindara untuk memperoleh informasi
dan akan bersifat kualitatif apabila tidak hanya menggunakan pancaindra saja
tetapi menggunakan
perangkat
lain yang memberikan informasi yang khusus dan tepat.
2. Mengelompokan
Mengelompokkan merupakan
keterampilan mendasar dimana siswa memiliki kemampuan untuk mengklasifikasikan
perbedaan dan persamaan antara berbagai obyek yang diamati. Termasuk dalam
jenis keterampilan jenis ini adalah menggolong-golongkan, membandingkan,
mengontraskan, dan mengurutkan.
3. Menafsirkan
Menafsirkan hasil pengamatan ialah
menarik kesimpulan tentatif dari data yang dicatatnya. Pengamatan tersebut
siswa dapat menghubunghubungkan hasil pengamatan dan menemukan pola dalam suatu
pengamatan. Setelah itu, siswa dapat menemukan kesimpulan sementara terhadap
hasil observasi atau pengamatan. Contohnya, perubahan gambar ke dalam
penafsiran berbentuk konteks kata atau kalimat. Kata kerja operasional yang
menunjukan proses penafsiran adalah menerjemahkan, menguraikan dengan kata-kata
sendiri, menggambarkan dan membuktikan.
4. Meramalkan
Meramalkan, merupakan kemampuan
membuat prediksi atau perkiraan menggunakan pola-pola tertentu terhadap sesuatu
yang mungkin terjadi sebelum dilakukan pengamatan. Meramalkan dalam sains tentu
berbeda dengan meramalkan secara magis, karena meramalkan dalam sains tidak
beradasarkan hal-hal yang sifatnya tahayul, tetapi berdasarkan teori/fakta yang
sudah ada sebelumnya.
5. Mengajukan
pertanyaan
Bertanya adalah ketrampilan proses
yang perlu dilatihkan. Keterampilan proses mengajukan pertanyaan dapat
diperoleh siswa dengan mengajukan pertanyaan apa, mengapa, bagaimana,
pertanyaan untuk meminta penjelasan atau pertanyaan yang
berlatar belakang hipotesis.
6. Merumuskan
Hipotesis
Hipotesis adalah suatu perkiraan
yang beralasan untuk menerangkan suatu kejadian atau pengamatan tertentu
berdasarkan teori-teori/fakta-fakta yang ada. Kebenaran suatu hipotesis diuji
melalui sebuah eksperimen. Oleh karena itu, suatu hipotesis ada kalanya benar
dan ada kalanya tidak.
7. Merencanakan
Percobaan
Merencanakan percobaan atau
penyelidikan merupakan keterampilan menentukan alat bahan yang diperlukan untuk
menguji atau menyelidiki sesuatu, Agar siswa dapat memiliki keterampilan
merencanakan percobaan maka siswa tersebut harus dapat menentukan alat dan
bahan yang akan digunakan dalam
percobaan. Selanjutnya, siswa harus dapat menentukan variabel-variabel, menentukan
variabel yang harus dibuat tetap, dan variabel mana yang berubah. Demikian pula
siswa perlu untuk
menentukan apa yang akan diamati, diukur, atau ditulis, menentukan cara
dan langkah-langkah kerja. Selanjutnya
siswa dapat pula menentukan bagaimana mengolah
hasil-hasil pengamatan.
8. Menggunakan
alat/ bahan
Untuk dapat memiliki keterampilan
menggunakan alat dan bahan, dengan sendirinya siswa harus menggunakan secara
langsung alat dan bahan agar dapat memperoleh pengalaman langsung. Selain itu,
siswa harus mengetahui mengapa dan bagaimana cara menggunakan alat dan bahan
9. Menerapkan
Konsep
Keterampilan menerapkan konsep
dikuasai siswa apabila siswa dapat menggunakan konsep yang telah dipelajarinya
dalam situasi baru atau menerapkan konsep itu pada pengalaman-pengalaman baru
untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi.
10. Berkomunikasi
Keterampilan ini meliputi
keterampilan membaca grafik, tabel, atau diagram dari hasil percobaan.
Menggambarkan data empiris dengan grafik, tabel, atau diagram juga termasuk berkomunikasi.
Menurut Firman (2000), keterampilan berkomunikasi adalah keterampilan
menyampaikan gagasan atau hasil penemuannya kepada orang lain.
B. Manfaat Penilaian Keterampilan
Proses Sains.
Beberapa manfaat
media dalam pembelajaran, antara lain:
1)
siswa akan memiliki pemahaman
yang mendalam terhadap materi pelajaran dan mendorong siswa untu lebih
aktif dalam proses pembelajaran.
2)
Membiasakan siswa untuk
belajar dan bekerja menggunakan ilmu pengetahuan. Sehingga siswa bisa
mempraktekan dan berteori tentang ilmu pengetahuan yang didapat. Selain itu
siswa juga bisa lebih proaktif.
3)
Meningkatkan motivasi
dan hasil belajar siswa, karena dalam melatih keterampilan proses siswa dipacu
untuk berpasrtisipasi secara aktif dan efisien dalam belajar.
4)
Menuntaskan hasil
belajar siswa secara serentak, baik keterampilan produk, proses, maupun
keterampilan kinerjanya.
5)
Menemukan dan membangun
sendiri konsepsi serta dapat mendefinisikan secara benar untuk mencegah
terjadinya miskonsepsi.
6)
Untuk lebih memperdalam
konsep, pengertian, dan fakta yang dipelajarinya karena dengan latih
keterampilan proses, siswa sendiri yang berusaha mencari dan menemukan konsep
tersebut.
7)
Mengembangkan
pengetahuan teori atau konsep dengan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari.
8)
Sebagai persiapan dan
latihan dalam menghadapi kenyataan hidup di dalam masyarakat, karena siswa
telah dilatih keterampilan dan berpikir logis dalam memecahkan berbagai masalah
dalam kehidupan.
9)
Pembiasaan siswa belajar melalui
proses sains dapat melatih keterampilan ilmiah dan kerja sistematis, serta
membentuk pola berpikir siswa secara ilmiah.
10)
Keterampilan
proses sains bisa menjadikan proses belajar menjadi
menyenangkan dan siswa bisa mengetahui proses dan hasil dari ilmu pengetahuan.
Dengan
demikian, Keterampilan proses mutlak diperlukan anak sebagai bekal dalam
kehidupannya pada masa akan datang. Materi pelajaran akan mudah dipelajari,
dipahami, dihayati dengan pengalaman langsung dari peristiwa belajar tersebut.
Lebih jauh, siswa dapat belajar untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari melalui cara-cara yang rasional.
C. Bentuk-Bentuk Instrumen Penilaian
Keterampilan Proses Sains
Perihal
bentuk instrumen penilaian dalam keterampilan proses sains dapat disesuaikan dengan
tujuan penilaian dilakukan. Bentuk-bentuk instrumen penilaian keterampilan
proses sains dapat dilakukan dalam bentuk tiga arah yaitu penilaian guru,
penilaian sebaya dan penilaian diri. Namun pada umumnya Keterampilan proses sains dilakukan dalam bentuk
penilaian guru yang mengampuh mata pelajaran. Dalam hal ini, penilaian
merupakan bagian dari proses pembelajaran yang harus dilaksanakan oleh guru.
Instrumen Penilaian
yang dilakukan guru dapat melalui tes maupun bukan tes. Penilaian secara tes terhadap
keterampilan proses sains dapat dilakukan dalam bentuk essai/uraian dan pilihan
ganda. Sedangkan penilaian melalui bukan tes dapat dilakukan dalam bentuk
observasi atau pengamatan.
1)
Tes Keterampilan Proses Sains
Instrumen tes Keterampilan Proses
Sains dapat berupa tes uraian maupun tes pilihan ganda yang dibuat berdasarkan
indikator aspek keterampilan proses sains. Untuk mengetahui bahwa proses
kerja ilmiah itu benar-benar terjadi dan siswa
memahami konsep dengan baik, maka dalam setiap pokok uji tes uraian siswa
dintuntut untuk mengemukakan alasan mengapa ia memilih jawaban tersebut,
sehingga dapat dinterpretasikan apakah siswa hanya menebak, salah konsep, tidak
menguasai konsep dan keterampilan proses, atau menguasai kosep dan keterampilan
proses
Penilaian dalam bentuk essai
memerlukan jawaban yang berupa pembahasan atau uraian kata-kata. Jawaban yang
dituliskan oleh siswa akan lebih bersifat subjektif, yang berarti menggambarkan
pemahaman yang lebih indiviualistik.
Sebuah contoh konstruksi instrument penilaian secara
tertulis dalam bentuk tes essai, sebagai berikut:
Sebuah percobaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh
air terhadap pertumbuhan tanaman jagung. Setelah dilakukan pengukuran dalam
selama tujuh hari, diperoleh data sebagai berikut:
|
Hari Ke- |
Tinggi
tanaman (cm) |
|
|
Disiram
air setiap hari |
Tidak
disiram air |
|
|
1 |
5 |
5 |
|
2 |
7 |
6 |
|
3 |
8,5 |
6,5 |
|
4 |
11 |
6,9 |
|
5 |
12,8 |
7,2 |
|
6 |
14 |
7,3 |
|
7 |
15,9 |
7,3 |
Pertanyaan:
1.
Tuliskan rumusan masalah pada
percobaan di atas! (skor 2)
2.
Buatlah kesimpulan berdasarkan data
hasil percobaan di atas! (skor 2 )
Pengukuran keterampilan proses yang dilakukan melakui
tes yang dikontruksi dalam bentuk pertanyaan pilihan ganda, kemungkinan jawaban
atas pertanyaan sudah disiapkan dan biasanya terdiri atas empat atau lima
pilihan. Penilaian yang diperoleh dengan menggunakan pilihan jawaban dapat
memberikan hasil yang lebih obyektif, sebab jawaban atas masalah yang ada telah
ditetapkan. Menurut Arikunto (2009), penilaian dalam bentuk pilihan
ganda, lebih representative mewakili isi dan luas bahan atau materi. Selain
itu, dalam proses pemeriksaan dapat terhindar dari unsur-unsur subjektivitas.
Namun demikian, penggunaan penilaian model ini, cenderung mengungkapkan daya
pengenalan kembali dan banyak memberi peluang tebakan. Hasil yang diperoleh pun
dapat berbeda dengan kondisi siswa yang sesungguhnya. Smith dan Welliver
telah mengembangkan instrumen penilaian untuk mengukur keterampilan proses
sains bagi siswa sekolah dasar dan sekolah menengah. Instrumen tes tertulis
disusun dalam bentuk pertanyaan pilihan ganda. Untuk menjawab soal ini, siswa
terlibat dalam pemecahan masalah dan mengharuskan menerapkan keterampilan
proses yang tepat untuk setiap pertanyaan.
2)
Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk
mengukur keterampilan proses sains yang dimiliki siswa ketika proses
pembelajaran siswa berlangsung. Pengamatan dalam penilaian ini dapat dilakukan
secara langsung maupun tidak langsung. Selama proses kegiatan pembelajaran sains
dilaksanakan, guru dapat melakukan penilaian dengan mengamati perilaku siswa
secara langsung dalam
menunjukkan kemampuan keterampilan proses sains yang
dimiliki. Menurut Sumiati dan Asra (2008), Arikunto (2009) dan Widyatiningtyas
(2010), penilaian keterampilan proses dengan melalui bukan tes diperlukan
lembar pengamatan yang lebih rinci untuk menilai perilaku yang diharapkan.
Lembar pengamatan ini dapat berupa rubrik, daftar chek atau skala bertingkat.
Menilai siswa dengan menggunakan lembar observasi, dapat mendeterminasikan
kemampuan siswa berdasarkan kriteria-kriteria yang ditetapkan. Lembar observasi
memuat kriteria esensial terhadap tugas atau standar keterampilan proses
sains serta level unjuk kerja yang tepat terhadap setiap kriteria. Contoh lembar
observasi dan rubrik penilan terlampir pada lampiran 1 dan 2.
Untuk tujuan tertentu penilaian
keterampilan proses sains dapat melibatkan siswa sebagai subyek penilaian.
Penilaian yang melibatkan siswa terhadap siswa lain dapat dilakukan dalam
sebuah kelompok. Selama proses belajar berlansung, siswa bekerja dalam kelompok
untuk sebuah percobaan. Keberadaan siswa dalam kelompok, tentu memiliki peran
tersendiri sehingga masing-masing memberikan konstribusi sebagai tim. Aktivitas
siswa selama bekerja dalam kelompok dan kontribusinya dalam mendukung hasil
kerja dapat dirasakan dan diamati secara persis oleh setiap anggota kelompok.
Dalam situasi ini, penilaian teman sebaya dapat digunakan sebagai data
pembanding yang dapat diekuilibrasikan dengan hasil pengamatan yang dilakukan
oleh guru. penilaian dengan melibatkan teman kelompok, dapat memberikan efek
positif dalam perkembangan sikap ilmiah siswa. Secara korelasional hal ini
diharapkan dapat meningkatkan peran siswa dalam kelompok sehingga berpengaruh kepada
perkembangan keterampilan proses sains siswa.
Sementara itu, penilaian
keterampilan proses sains yang melibatkan siswa dalam menilai dirinya dapat
digunakan untuk memberikan bahan refleksi langsung bagi siswa. Dalam proses
ini,
siswa akan mengevaluasi kemampuan yang telah
dicapainya, dan secara sportif memberikan pengakuan terhadap diri sendiri.
Proses ini memiliki dampak psikologis yang diharapkan dapat memicu motivasi
intrinsik siswa untuk terus mengembangkan keterampilan proses sains yang telah
dicapai. Namun demikian, penilaian keterampilan proses sains yang melibatkan
siswa hanya dapat dilakukan secara sinergis dan optimal jika instrumen
penilaian disiapkan dengan kriteria yang jelas dan telah ditetapkan guru.
D. Strategi Penilaian Keterampilan
Proses Sains
Ada
lima aspek yang dapat dilakukan guru dalam mengembangkan keterampilan proses sains
siswa yaitu:
1. Memberikan
kesempatan menggunakan keterampilan proses sains dalam setiap materi dan
fenomena pada saat pembelajaran. Untuk itu tugas-tugas yang diberikan harus
disusun secara sistematis, sehingga aspek-aspek keterampilan yang dimaksud
benar-benar tercangkup di dalam kegiatan yang diberikan.
2. Memberikan
kesempatan berdiskusi dalam kelompok kecil maupun dalam kelompok besar
(keseluruhan kelas). Guru merancang agar siswa saling bertukar ide,
mendengarkan pendapat temannya, maupun menganalisis semua kegiatan yang
dilaksanakan. Guru dapat membantu mengembangkan keterampilan siswa dengan
menciptakan situasi agar siswa mendiskusikan hasil percobaan, membuat prediksi,
serta mengkomunikasikan hasil temuannya.
3. Mendengarkan
apa yang dikemukakan (ide/pemikiran) siswa dan menelaah hasil yang mereka
peroleh serta mempelajari keterampilan proses sains apa saja yang digunakan
siswa untuk menyusunnya. Pada semua kegiatan, guru diharapkan dapat memperoleh
informasi tentang bagaimana anak mengembangkan keterampilan prosesnya. Hasil penilaian
dapat digunakan untuk progam pembelajaran maupun membuat tentang hasil yang
ingin dicapai siswa
4. Mendorong
siswa berpikir kritis dari setiap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Selama kegiatan
berlangsung dan sesudah menyelesaikan setiap tahapan siswa dapat mendiskusikan
tentang bagaimana cara menyelesaikan kegiatan tersebut sehingga dapat menjadi
pengembangan dan perbaikan pada kegiatan selanjutnya. Dalam hal ini, Guru
membantu siswa menyadari keterampilan proses sains yang mereka butuhkan adalah hal terpenting
sebagai bagian dari proses belajarnya.
5. Menyiapkan
teknik yang luwes untuk mengembangkan keterampilan proses sains. Guru
melaksanakan teknik yang tepat dalam mengajarkan setiap keterampilan
yang ada. Kegiatan praktik dipandang dapat memenuhi tujuan dalam menyediakan
keterampilan proses .
E.
Pelaksanaan Penlaian
Keterampilan Prosese Sains Dalam Pembelajaran IPA
Pembelajaran IPA
hendaknya memberikan pengalaman siswa, berupa cara-cara penting untuk memproses
dan memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang menjadi kebutuhannya.
Sesuai hakikat IPA bukan hanya kumpulan pengetahuan, tetapi merupakan proses
pencarian yang sistematis dan berisi berbagai strategi dimana menghasilkan
kumpulan pengetahuan yang dinamis.
Dengan demikian, siswa dalam pembelajaran IPA difasilitasi untuk
mengembangkan sejumlah keterampilan proses sains dalam memperoleh pengetahuan
ilmiah tentang alam sekitar, bukan hanya sekedar menghafal produk.
Melalui
keterampilan proses sains, siswa diberi kesempatan mengembangkan sejumlah
keterampilan untuk mengkaji fenomena alam dengan cara-cara tertentu untuk
memperoleh ilmu dan pengembangan ilmu itu selanjutnya. Adanya keterampilan
proses siswa dapat mempelajari IPA sesuai dengan apa yang dilakukan para Ilmuan, yakni melalui pengamatan,
klasifikasi, inferensi, merumuskan hipotesis, dan melakukan eksperimen (Patta
Bundu, 2006:12). Siswa dapat mempelajari keterampilan proses sains
yang digunakan oleh para ilmuan
tersebut dalam bentuk yang lebih sederhana sesuai dengan tahap perkembangan
anak.
Berdasarkan
pengertian diatas dapat diketahui bahwa keterampilan proses dalam pembelajaran IPA
adalah suatu keterampilan proses penemuan dalam memperoleh pengetahuan sehingga
memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan berbagai keterampilan
intelektual, fisik, mental dan sosial yang dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Anak akan mampu menemukan dan mengembangkan fakta dan konsep serta
menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai. Keterampilan proses juga turut
merangsang pengembangan kemampuan intelektual, fisik dan mental pada dasarnya
telah dimiliki anak meskipun masih sederhana untuk menunjukan jati dirinya
serta sebagai dasar untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan
sehari-hari.
Pelaksanaan
penilaian keterampilan proses sains dapat dilakukan dalam beberapa bentuk,
diantaranya:
1.
Pretes dan postes. Guru
melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa pada awal tahun sekolah.
Penilaian ini bertujuan untuk menentukan kekuatan dan kelemahan dari
masing-masing siswa dalam keterampilan yang telah diidentifikasi. Pada akhir
tahun sekolah, guru melaksanakan tes kembali untuk mengetahui perkembangan skor
siswa setelah mengikuti pembelajaran sains.
2.
Diagnostik. Guru melaksanakan
penilaian keterampilan proses sains siswa pada awal tahun ajaran. Penilaian ini
bertujuan untuk menentukan pada bagian mana siswa memerlukan bantuan dengan
keterampilan proses. Kemudian guru merencanakan pelajaran dan kegiatan
laboratorium yang dirancang untuk mengatasi kekurangan siswa.
3.
Penempatan kelas. Guru melaksanakan
penilaian keterampilan proses sains siswa sebagai salah satu kriteria dalam
penempatan kelas. Misalnya, criteria untuk memasuki kelas akselerasi, kelas
sains atau kelas unggulan.
4.
Pemilihan kompetisis siswa. Guru
melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa sebagai kriteria utama
dalam pemilihan siswa yang akan ikut dalam lomba-lomba sains. Jika siswa
memiliki skor tes tinggi, maka dia akan dapat mengikuti lomba sains dengan
baik.
5.
Bimbingan karir. Biasanya para
peneliti melakukan uji coba menggunakan penilaian keterampilan proses sains
untuk mengidentifikasi siswa yang memiliki potensi di bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi yang dapat dibina.
Penilaian keterampilan proses sains
dilakukan dengan menggunakan instrumen yang disesuaikan dengan materi dan
tingkat perkembangan siswa atau tingkatan kelas
F.
Langkah-Langkah
Menyusun Penilaian Keterampilan Proses Sains
Penyusunan instrumen untuk penilaian
terhadap keterampilan proses siswa dapat dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1.
Mengidentifikasikan jenis
keterampilan proses sains yang akan dinilai.
2.
Merumuskan indikator untuk setiap jenis
keterampilan proses sains.
3.
Menentukan dengan cara bagaimana
keterampilan proses sains tersebut diukur (misalnya apakah tes unjuk kerja, tes
tulis, ataukah tes lisan).
4.
Membuat kisi-kisi instrumen.
5.
Mengembangkan instrumen pengukuran
keterampilan proses sains berdasarkan kisi-kisi yang dibuat. Pada saat ini
perlu mempertimbangkan konteks dalam item tes keterampilan proses sains dan
tingkatan keterampilan proses sains (objek tes)
6.
Melakukan validasi instrumen.
7.
Melakukan ujicoba terbatas untuk
mendapatkan validitas dan reliabilitas empiris.
8.
Perbaikan butir-butir yang belum
valid.
9.
Terapkan sebagai instrumen penilaian
keterampilan proses sains dalam pembelajaran sains.
Pada langkah-langkah penyusunan
instrument di atas, pencarian validitas dan reabilitas empiris terutama
dilakukan untuk penilaian
keterampilan proses sains yang
beresiko tinggi. Penilaian yang beresiko tinggi yang dimaksud adalah penilaian
dalam penelitian, penilaian dalam skala besar atau penilaian untuk tujuan
tertentu.
G. Menyusun Penilaian Keterampilan
Proses Sains
Penyusunan penilaian keterampilan
proses sains hendanya memperhatikan: rancangan penilaian, penyusunan kisi-kisi,
dan karakteristik butir soal.
a.
Menyusun Rancangan Penilaian
Sebelum melakukan penilaian seorang
guru terlebih dahulu harus merancang secara tertulis dan rapi sistem penilaian
yang akan dilakukan selama satu semester. Adapun langkah-langkah penulisan
rancangan penilaian yang berbasis kompetensi ialah sebagai berikut:
1.
Mencermati silabus dan sistem
penilaian yang sudah ada
2.
Menyusun sistem penilaian yang berbasis
kompetensi berdasarkan silabus silabus dan sistem penilaian yang telah disusun
3.
Menetukan bobot masing-masing jenis
tagihan yang diserahlan kepada sekolah
4.
Menyusun rancangan penilaian yang
berbasis kometensi
b.
Penyusunan Kisi-Kisi
Penysunan
kisi-kisi penilaian keterampilan proses sains merupakan kerangka dasar yang
dipergunakan untuk menyusun instrumen penilaian dalam evaluasi ketrampilan
proses sains.\\\\
a. Karakteristik
Butir Soal
1) Karakteristik umum
Secara umum butir soal KPS dapat dibedakan
dengan butir soal penguasaan
konsep. Butir-butir soal KPS memiliki beberapa karakteristik.
Pertama, butir soal KPS tidak boleh dibebani
konsep (nonkonsep burdan). Hal ini diupayakan agar butir soal tersebut tidak
rancu
dengan pengukuran penguasaan konsepnya. Konsep dijadikan konteks. Konsep yang
terlibat harus diyakini oleh penyusun butir soal sudah dipelajari siswa atau
tidak asing bagi siswa (dekat dengan keadaan sehari-hari siswa). Kedua, butir
soal KPS mengandung sejumlah informasi yang harus diolah oleh responden atau siswa.
Informasi dalam butir soal KPS dapat berupa gambar, diagram, grafik, data
dalam tabel atau uraian, atau objek aslinya. Ketiga, seperti butir soal pada umumnya,
aspek yang akan diukur oleh
butir soal KPS harus jelas dan hanya mengandung satu
aspek saja, misal interpretasi.
Keempat, sebaiknya ditampilkan gambar untuk membantu menghadirkan objek.
2) Karakteristik
Khusus
Rustaman
menyatakan karakteristik khusus butir soal KPS
seperti tertera
pada Tabel berikut:
|
Aspek KPS |
Keterangan |
|
Observasi |
Harus dari objek atau peristiwa sesungguhnya |
|
Interpretasi |
Harus menyajikan sejumlah data yang
menyajikan pola |
|
Klasifikasi |
Harus ada kesempata
mencari/menemukan
persamaan dan perbedaan, atau diberikan kriteria tertentu
untuk melakukan pengelompokkan, atau ditentukan jumlah
kelompok yang
harus terbentuk |
|
Prediksi |
Harus jelas pola atau kecenderungan untuk
dapat mengajukan dugaan atau ramalan |
|
Berkomunikasi |
Harus ada bentuk penyajian tertentu untuk
diubah ke bentuk penyajian lain, misalnya bentuk uraian ke bentuk bagan atau
bentuk tabel ke bentuk grafik |
|
Berhipotesis |
Dapat merumuskan dugaan atau jawaban
sementara, atau menguji pernyataan yang ada dan mengandung hubungan dua variabel atau lebih,
biasanya mengandung cara kerja atau menguji atau membuktikan |
|
Merencanakan
percobaan |
Harus memberi kesempatan untuk mengusulkan
gagasan berkenaan dengan
alat/bahan yang akan digunakan, urutan prosedur yang harus ditempuh,
menentukan perubah
(variabel), mengendalikan peubah |
|
Menerapkan konsep |
Harus membuat konsep atau prinsip yang akan
diterapkan tanpa menyebutkan nama konsepnya |
|
Mengajukan pertanyaan |
Harus memunculkan
sesuatu yang menarik atau
kontradiktif agar siswa termotivasi untuk bertanya |
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Penilaian keterampilan proses sains
adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa dalam
menerapkan metode ilmiah, memahami, mengembangkan dan menemukan ilmu
pengetahuan.
2.
Keterampilan proses mutlak
diperlukan anak sebagai bekal dalam kehidupannya pada masa akan datang. Materi
pelajaran akan mudah dipelajari, dipahami, dihayati dengan pengalaman langsung
dari peristiwa belajar tersebut.
3.
Instrumen Penilaian yang dilakukan
guru dapat melalui tes maupun bukan tes. Penilaian secara tes terhadap
keterampilan proses sains dapat dilakukan dalam bentuk essai/uraian dan pilihan
ganda. Sedangkan penilaian melalui bukan tes dapat dilakukan dalam bentuk observasi
atau pengamatan.
4.
Dalam strategi
penilaian keterampilan proses sains, ada lima aspek yang dapat dilakukan guru
dalam mengembangkan keterampilan proses sains siswa
5.
Dalam menyusun istrumen penilaian
keterampilan proses sains ada sembilan langkah-langkah
yang perlu diperhatikan.
6.
Siswa dalam
pembelajaran IPA difasilitasi untuk mengembangkan sejumlah keterampilan proses
sains dalam memperoleh pengetahuan ilmiah tentang alam sekitar, bukan hanya
sekedar menghafal produk.
7.
Penyusunan penilaian keterampilan
proses sains hendanya memperhatikan: rancangan penilaian, penyusunan kisi-kisi,
dan karakteristik butir soal.
B.
Saran
Keterampian
proses sebagaimana disebutkan di atas merupakan keterampilan proses sains yang diaplikasikan
pada proses pembelajaran. Pembentukan keterampilan dalam memperoleh pengetahuan
merupakan salah satu penekanan dalam pembelajaran sains. Oleh karena itu,
penilaian terhadap keterampilan proses siswa harus dilakukan terhadap semua
keterampilan proses sains baik secara parsial maupun secara utuh
DAFTAR PUSTAKA
Uno, Hamzah B
dan Koni Satria. 2014. Assesment
Pembelajaran Fisika. Jakarta: Bumi Aksara
Mansur, dkk.
2015. Assesmen Pembelajaran di Sekolah.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Poppy Kamalia
Devi. 2010. Ketrampilan Proses dalam
Pembelajaran IPA. Jakarta. PPPPTK IPA
Amirul Huda,
Fatkhan. 2017. Pengertian Keterampilan
Proses Sains. Teredia pada: fatkhan.web.id/pengertian-keterampilan-proses-sains-kps/
(Diaskes pada 12 April 2020)
Acesta, Arrofa. Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses
Sains Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa. Jurnal
pendidikan (Dilihar tanggal 12 April 2020)
LAMPIRAN
Lampiran 1
LEMBAR
PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS
PRAKTIKUM ………. KELAS ………..
Observer :
Hari/Tanggal :
Petujuk
Pengisian
Berikanlah skor penilaian setiap
aspek penilaian dengan cara melingkari angka berdasarkan pengamatan Anda
terhadap peserta praktikum dalam keompok masing-masing pada mata kuliah
keterampilan kimia. Skor yang Anda pilih didasarkan pada rubrik penilaian.
|
No |
Nama
Siswa |
Aspek
Penilaian KPS |
Skor
Total |
Nilai
Angka |
Keterangan |
||||||||||||
|
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
8 |
9 |
10 |
11 |
12 |
13 |
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Keterangan :
1. Nilai Akhir Keterampilan Proses
Sains (KPS) 𝐾𝑃𝑆
= 𝐾𝑃𝑆
=
2. Klasifikasi
3. Mengukur
4. Menggunakan
Hubungan Waktu/Ruang
5. Menggunakan
Bilangan
6. Inferensi
7. Komunikasi
8. Memprediksi
9. Mengidentifikasi
dan Mengontrol Variabel
10. Interpretasi
Data
11. Memformulasi
Hipotesis
Lampiran 2
RUBRIK
PENILAIAN
|
No |
Aspek Penilaian |
Indikator |
Kategori |
Skor |
|
1. |
Observasi |
a.
Menggunakan satu atau lebih indera
untuk mengumpulkan informasi tentang objek/peristiwa b.
Merasakan perbedaan dan persamaan
antara objek. c.
Mencocokan objek pengamatan dengan
deskripsi/penjelasan yang telah diberikan d.
Mengidentifikasi karakteristik objek
(bentuk, warna, ukuran, dan tekstur) |
Empat Indikator terpenuhi |
4 |
|
Tiga Indikator terpenuhi |
3 |
|||
|
Dua Indikator terpenuhi |
2 |
|||
|
Satu Indikator terpenuhi |
1 |
|||
|
2. |
Klasifikasi |
a.
Mengidentifikasi karakteristik yang
berguna untuk mengklasifikasikan objek b.
Mengelompokkan objek berdasarkan
karakteristik masing-masing/ persamaan dan perbedaan/ kriteria/ karakter yang
dapat diamati c.
Membangun dan menggunakan sistem
klasifikasi dalam tabulasi atau bentuk visualisasi |
Tiga Indikator terpenuhi |
3 |
|
Dua Indikator terpenuhi |
2 |
|||
|
Satu Indikator terpenuhi |
1 |
|||
|
3. |
Mengukur |
a.
Mengukur dalam kondisi yang diberikan
menggunakan satuan yang sesuai dengan tingkat akurasi yang sesuai b.
Menggunakan kedua pengukuran standard
an non standar/ pendekatan untuk mendeskripsikan dimensi objek c.
Menggunakan kedua pengukuran standard
an non standar/ pendekatan untuk membuat perbandingan |
Tiga Indikator terpenuhi |
3 |
|
Dua Indikator terpenuhi |
2 |
|||
|
Satu Indikator terpenuhi |
1 |
|||
|
4. |
Menggunakan Hubungan Waktu/Ruang |
a.
Mendeskripsikan posisi/ kondisi objek
(mula-mula, selama proses berlangsung, dan setelah proses berakhir) b.
Mendesripsikan kondisi objek yang
dibandingkan dengan objek yang lain c.
Merancang pola/ hubungan timbal balik
untuk cara dan bentuk yang
mempertimbangkan apresiasi ilmiah dan rasa estetis |
Tiga Indikator terpenuhi |
3 |
|
Dua Indikator terpenuhi |
2 |
|||
|
Satu Indikator terpenuhi |
1 |

Komentar
Posting Komentar