Makalah Penilaian Keterampilan Proses Sains

 

                   MAKALAH                  

PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS

 

 


 

 

 

 


OLEH :

KELOMPOK VI

 

DEWI MAHARANI              H0418001

MUH. ZULFIKAR AB         H0418303

NURLAENI                           H0418309      

 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS  SULAWESI  BARAT


 

 


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis beribu-ribu nikmat sehingga makalah ini dapat terselesaikan, salam dan taslim semoga tetap tercurahkan kepada baginda nabi besar Muhammad SAW, nabi yang telah mengobarkan bendera kebenaran di muka bumi ini.

        Adapun tujuan penulisan makalah mata kuliah assesmen pembelajaran fisika “Penilaian Keterampilan Proses Sains” yaitu memenuhi tugas mata kuliah media pembelajaran fisika dan dapat berguna dalam menambah bacaan dan wawasan.

Dengan terselesaikannya makalah ini karena adanya bantuan dari pihak-pihak tertentu, maka dari itu penulis  mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada :

1.             Musdar M, S.Pd.,M.Pd. Selaku dosen pengampuh mata kuliah media pembelajaran fisika.

2.             Semua pihak yang telah membantu penulisan dalam proses penulisan makalah, baik secara langsung maupun tidak langsung.

      

 Penulis sadar dalam makalah ini masih terdapat banyak kesalahan karena kekurangan yang dimiliki penulis, maka dari itu penulis meminta saran yang bijak dan membangun dari pembaca guna adanya peningkatan dipenulisan makalah yang akan datang, dan mohon maaf atas segala kekurangannya.

 

Majene, 14 April 2020

 

                                                                                   Kelompok VI

 

 


DAFTAR ISI

Kata pengantar……………………………………………………………………ii

Daftar isi………………………………………………………………………….iii

BAB I Pendahuluan

Latar belakang…………………………………………………………………… 4

Rumusan masalah……………………………………………………………….. 4

Tujuan penulisan………………………………………………………………… 5

Manfaat Penulisan………………………………………………………………. 5

BAB II Pembahasan

Penilaian Keterampilan Proses Sains…………………………………................ 6

Manfaat penilaian proses sains………………………………………………….. 14

Bentuk – bentuk instrumen penilaian proses sains…………………………....... 15

Strategi penilaian proses sains………………………………………………….. 19

Pelaksanaan penilaian proses sains dalam pembelajaran IPA………………….  20

Langkah langkah menyusun penilaian keterampilan proses sains……………….23

Menyusun penilaian proses sains……………………………………………….. 23

BAB III Penutup

Kesimpulan……………………………………………………………………... 26

Saran……………………………………………………………………………. 27

Daftar pustaka………………………………………………………………...… 28


BAB I

 PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Agar sesuai dengan tujuan pendidikan nasional maka pembelajaran IPA yang terjadi haruslah mengikuti standard dan prosedur pelaksanaan pembelajaran. Dimulai dari perencanaan, pelaksanaan pembelajaran sampai pada evaluasi penbelajaran yang dilakukan.

Dalam Kurikulum pendidikan Indonesia, pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan  untuk mencari tahu  dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang dirinya sendiri dan alam sekitar.

Pada bidang IPA menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains. Keterampilan proses ini meliputi  keterampilan  mengamati, mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara baik dan benar dengan selalu mempertimbangkan keamanan dan keselamatan kerja, mengajukan pertanyaan, menggolongkan dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil temuan secara lisan atau tertulis, menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji  gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari.

Untuk mencapai hasil yang maksimal sehingga tercapainya tujuan maka evaluasi pembelajaran harus dilakukan secara optimal. Makalah ini merupakan salah satu upaya untuk tercapainya peningkatan kualitas evaluasi pembelajaran, dengan pendekatan ketrampilan proses sains untuk meningkatkan kualitas hasil pembelajaran di kelas

 

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa itu penilaian keterampilan proses sains?

2.      Apa manfaat penilaian keterampilan proses sains?


3.      Apa bentuk-bentuk instrumen penilaian keterampilan proses sains?

4.      Apa strategi penilaian keterampilan proses sains?

5.      Apa  pelaksanaan penilaian keterampilan proses sains dalam pembelajaran IPA?

6.      Apa langkah-langkah menyusun penilaian keterampilan proses sains?

7.      Bagaimana menyusun penilaian keterampilan proses sains?

 

C.     Tujuan Penulisan

1.      Untuk mengetahui penilaian keterampilan proses sains

2.      Untuk mengetahui manfaat penilaian keterampilan proses sains

3.      Untuk mengetahui bentuk-bentuk instrumen penilaian keterampilan proses sains

4.      Untuk mengetahui strategi penilaian keterampilan proses sains.

5.      Untuk mengetahui pelaksanaan penilaian keterampilan proses sains dalam pembelajaran IPA

6.      Untuk mengetahui langkah-langkah menyusun penilaian keterampilan proses sains

7.      Untuk mengetahui bagaimana menyusun penilaian keterampilan proses sains

 

D.    Manfaat Penulisan

1.      Manfaat teoritis

                  Makalah ini dapat menjadi ilmu pengembangan pengetahuan bagi orang yang ingin belajar penilaian keterampilan proses sains

2.      Manfaat praktis

         Makalah ini  diharapkan dapat menambah pengalaman bagi penyusun, terkhusus bagi pembaca, makalah ini dapat dijadikan sumber tambahan informasi terkait keterampilan proses sains.

 


BAB II

PEMBAHASAN

A.     Penilaian Keterampilan Proses Sains

a.       Pengertian penilaian keterampilan proses sains

Penilaian keterampilan proses sains adalah suatu kegiatan yang dilakukan  untuk mengukur kemampuan siswa dalam menerapkan metode ilmiah, memahami, mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan. Keterampilan proses sains dapat juga diartikan sebagai kemampuan untuk melaksanakan tindakan dalam belajar sains sehingga menghasilkan konsep, prinsip, hukum  maupun fakta. Keterampilan ini dapat digunakan sebagai wahana penemuan dan pengembangan konsep, prinsip atau teori.

Keterampilan proses sains sangat penting bagi setiap siswa sebagai bekal untuk menggunakan metode ilmiah dalam mengembangkan sains serta diharapkan memperoleh pengetahuan baru atau mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki.

Salah satu komponen penting dalam pembelajaran adalah penilaian atau evaluasi. Oleh karena itu perangkat penilaian merupakan bagian integral yang dikembangkan berdasarkan tuntutan tujuan pendidikan. Penilaian dilakukan guru untuk mengukur pertkembangan keterampilan proses sains siswa sebagaimana yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Selain itu penilaian dilakukan untuk mendiagnosis kesulitan belajar dalam memberikan umpan balik kepada siswa. Dengan demikian penilaian akan dilakukan secara terus menerus guna memastikan terjadinya kemanjuan dalam belajar siswa. Hasil yang diperoleh dapat dijadikan sebagai dasar menentukan keputusan tentang upaya perbaikan pembelajaran. Dalam hal ini upaya bimbingan terhadap siswa yang diperlukan untuk memperbaiki hasil pembelajaran.

Rezba (Utami, 2012: 23-24) menerangkan “Ilmu pengetahuan merupakan hal penting dimana pengetahuan


dikontruksikan atas tiga dimensi. Dimens pertama adalah konten atau isi dari ilmu pengetahuan, konsep dasar dan pengetahuan ilmiah. Dimensi ini merupakan dimensi ilmu pengetahuan yang sangat penting dan umumnya menjadi bahan pemikiran pertama. Kedua adalah kerja sains, dimana proses sains dalam hal ini adalah keterampilan proses sains atau kerja ilmiah. Ketika siswa belajar sains menggunakan pendekatan keterampilan proses sains, maka pada saat yang sama pula siswa belajar tentang proses sains. Dimensi ketiga ilmu pengetahuan adalah sikap ilmiah. Dimensi ini fokus pada sikap dan “watak” yang menjadi karakter dari sains. Dimensi ini mencakup hal-hal seperti rasa keingintahuan dan kemampuan imajinasi, antusiasme dalam mengajukan pertanyaan dan menyelesaikan masalah serta menjawab pertanyaan dengan menggunakan bukti dan berbagai fakta”.

Jadi penilaian keterampilan proses sains siswa dapat dilakukan dengan adanya tiga dimensi ilmu pengetahuan. Dengan hal itu, siswa memiliki kompetensi untuk dapat mengembangkan sendiri pengetahuannya.

Beberapa alasan mengapa keterampilan proses sains harus dimiliki oleh siswa yaitu

1)      Sains  terdiri dari tiga aspek yaitu produk, proses dan sikap. Dengan mengembangkan keterampilan proses sains siswa akan memahami bagaimana terbentuknya hukum, teori dan rumus yang sudah ada sebelumnya melalui percobaan;

2)      Sains berubah seiring dengan perkembangan jaman. Oleh karena itu guru tidak mungkin lagi mengajarkan semua konsep dan fakta pada siswa dari sekian mata pelajaran. Siswa dibekali keterampilan yang dapat membantu siswa menggali dan menemukan informasi dari berbagai sumber bukan dari guru saja;

3)      Siswa akan lebih memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh yang konkrit;


4)      Siswa akan memiliki pemahaman yang mendalam terhadap materi pelajaran dan mendorong siswa untu lebih aktif dalam proses pembelajaran.

 

Pendekatan keterampilan proses memiliki tujuan agar aktivitas dan kreatifitas peserta didik dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, serta menerapkan dalam kehidupan sehari-hari dan dapat mengembangkan sendiri fakta dan konsep, selain itu menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang diharapkan

 

b.      Aspek-aspek keterampilan proses sains

Metode ilmiah merupakan dasar dari pembentukan pengetahuan dalam sains. Metode ilmiah dapat diartikan sebagai cara untuk bertanya dan menjawab pertanyaan ilmiah dengan membuat obsevasi dan melakukan eksperimen. Menurut Hess (2007), terdapat enam langkah-langkah metode ilmiah, yaitu:

1.      Mengajukan pertanyaan atau merumuskan masalah

2.      Membuat latar belakang penelitian atau melakukan observasi

3.      Menyusun hipotesis

4.      Menguji hipotesis melalui percobaan

5.      Menganalisa data dan membuat kesimpulan

6.      Mengkomunikasikan hasil

Dalam pembelajaran sains, keenam langkah-langkah metode ilmiah tersebut dikembangkan dan dijabarkan menjadi sebuah keterampilan proses sains yang dapat diajarkan dan dilatihkan kepada siswa.

 


 Menurut Wetzel (2008),  keterampilan proses sains merupakan dasar dari pemecahan masalah dalam sains dan metode  ilmiah. Keterampilan proses sains dikelompokkan menjadi keterampilan proses dasar dan keterampilan proses terpadu.

Basic Skills (Keterampilan Dasar)

Integrated Skills (keterampilan terintegrasi)

1.      Observing (mengamati)

2.      Using space relationship (menggunakan hubungan ruang)

3.      Using number (menggunakan angka)

4.      Classifying (mengelompokkan)

5.      Measuring (mengukur)

6.      Communicating (mengkomunikasikan)

7.      Predicting (meramalkan)

8.      Inferring (menyimpulkan)

a.       Controlling variable (mengontrol variable)

b.      Interpreting data (menafsirkan data)

c.       Fomulating hypothesis (menyusun hipotesis)

d.      Defining operationally (menyususn definisi operasional)

e.       Experimenting (melakukan percobaan)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


c.       Indikator keterampilan proses sains

Ketrampilan proses terdiri atas sejumlah ketrampilan yang satu sama lain tidak bisa dipisahkan, namun ada penekanan khusus dalam masing-masing keterampilan tersebut. Ketrampilan proses tersebut adalah ketrampilan untuk melakukan pengamatan, mengelompokan (klasifikasi, menafsirkan, meramalakan, mengajukan pertanyaan, berhipotesis, merencanakan percobaan atau penyelidikan, menggunakan alat, menerapkan konsep/prinsip dan berkomunikasi.

Ketrampilan-ketrampilan proses tersebut dapat dituangkan atau dijabarkan menjadi beberapa indikator,:

                                        

No.

Ketrampilan Proses

Indikator

1

Mengamati

-       Menggunakan sebanyak mungkin alat indera

-       Mengumpulkan/menggunakan fakta yang relevan 

2

Mengelompokkan/

Klasifikasi

-     Mencatat setiap pengamatan secara terpisah

-     Mencari perbedaan, persamaan

-     Mengontraskan ciri-ciri

-     Membandingkan

-     Mencari dasar pengelompokkan atau penggolongan

3

Menafsirkan

-       Menghubungkan hasil-hasil pengamatan

-       Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan

-       Menyimpulkan


4

Meramalkan

-       Menggunakan pola- pola hasil pengamatan

-       Mengungkapkan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati

5

Mengajukan Pertanyaan

-       Bertanya apa, mengapa, dan  bagaimana.

-       Bertanya untuk meminta penjelasan.

-     Mengajukan pertanyaa  yang berlatar belakang hipotesis.

6

Merumuskan hipotesis

-     Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan penjelasan dari suatu kejadian.

-     Menyadari  bahwa  suatu  penjelasan  perlu  diuji  kebenarannya dengan  memperoleh  bukti  lebih  banyak  atau  melakukan  cara memecahkan masalah

7

Merencanakan Percobaan

-     M enent kan alat/bahan/sumber yang akan digunakan

-     Mentukan variabel/ faktor penentu.

-     Menetukan apa yang akan diukur, diamati, dicatat.

-      Menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa langkah kerja

8

Menggunakan alat/ bahan

-     Memakai alat/bahan

-     Mengetahui alasan mengapa menggunakan alat/bahan.

-     Mengetahui bagaimana menggunakan alat/ bahan.

9

Menerapkan konsep

-     Menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru

-     Menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi

10

Berkomunikasi

-     Mengubah bentuk penyajian

-     Menggambarkan data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan grafik atau tabel atau diagram

-     Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis

-     Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian

-     Membaca grafik atau tabel atau diagram.

-     Mendiskusikan hasil kegiatan mengenai suatu masalah atau suatu peristiwa.

 

Dari indikator keterampilan proses sains diatas dapat dideskripsikan sebagai berikut:

1.      Mengamati

Mengamati merupakan keterampilan yang dilakukan melalui kegiatan dengan menggunakan seluru alat indera secara optimal, seperti telinga, mata, hidung, lidah dan kulit. Pengamatan dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Pengamatan juga dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu atau tidak. Ketrampilan mengamati memiliki sifat kualitatif dan kuantitatif. Akan bersifat kualitatif apabila proses pengamatanya hanya menggunakan pancaindara untuk memperoleh informasi dan akan bersifat kualitatif apabila tidak hanya menggunakan pancaindra saja tetapi menggunakan


perangkat lain yang memberikan informasi yang khusus dan tepat.

2.      Mengelompokan

Mengelompokkan merupakan keterampilan mendasar dimana siswa memiliki kemampuan untuk mengklasifikasikan perbedaan dan persamaan antara berbagai obyek yang diamati. Termasuk dalam jenis keterampilan jenis ini adalah menggolong-golongkan, membandingkan, mengontraskan, dan mengurutkan.

3.      Menafsirkan

Menafsirkan hasil pengamatan ialah menarik kesimpulan tentatif dari data yang dicatatnya. Pengamatan tersebut siswa dapat menghubunghubungkan hasil pengamatan dan menemukan pola dalam suatu pengamatan. Setelah itu, siswa dapat menemukan kesimpulan sementara terhadap hasil observasi atau pengamatan. Contohnya, perubahan gambar ke dalam penafsiran berbentuk konteks kata atau kalimat. Kata kerja operasional yang menunjukan proses penafsiran adalah menerjemahkan, menguraikan dengan kata-kata sendiri, menggambarkan dan membuktikan.

4.      Meramalkan

Meramalkan, merupakan kemampuan membuat prediksi atau perkiraan menggunakan pola-pola tertentu terhadap sesuatu yang mungkin terjadi sebelum dilakukan pengamatan. Meramalkan dalam sains tentu berbeda dengan meramalkan secara magis, karena meramalkan dalam sains tidak beradasarkan hal-hal yang sifatnya tahayul, tetapi berdasarkan teori/fakta yang sudah ada sebelumnya.

5.      Mengajukan pertanyaan

Bertanya adalah ketrampilan proses yang perlu dilatihkan. Keterampilan proses mengajukan pertanyaan dapat diperoleh siswa dengan mengajukan pertanyaan apa, mengapa, bagaimana, pertanyaan untuk meminta penjelasan atau pertanyaan yang


                            berlatar belakang hipotesis.

6.      Merumuskan Hipotesis

Hipotesis adalah suatu perkiraan yang beralasan untuk menerangkan suatu kejadian atau pengamatan tertentu berdasarkan teori-teori/fakta-fakta yang ada. Kebenaran suatu hipotesis diuji melalui sebuah eksperimen. Oleh karena itu, suatu hipotesis ada kalanya benar dan ada kalanya tidak.

7.      Merencanakan Percobaan

Merencanakan percobaan atau penyelidikan merupakan keterampilan menentukan alat bahan yang diperlukan untuk menguji atau menyelidiki sesuatu, Agar siswa dapat memiliki keterampilan merencanakan percobaan maka siswa tersebut harus dapat menentukan alat dan bahan yang akan digunakan  dalam percobaan. Selanjutnya, siswa harus dapat menentukan variabel-variabel, menentukan variabel yang harus dibuat tetap, dan variabel mana yang berubah. Demikian pula siswa  perlu  untuk  menentukan apa yang akan diamati, diukur, atau ditulis, menentukan cara dan langkah-langkah  kerja.  Selanjutnya  siswa  dapat  pula menentukan bagaimana mengolah hasil-hasil pengamatan.

8.      Menggunakan alat/ bahan

Untuk dapat memiliki keterampilan menggunakan alat dan bahan, dengan sendirinya siswa harus menggunakan secara langsung alat dan bahan agar dapat memperoleh pengalaman langsung. Selain itu, siswa harus mengetahui mengapa dan bagaimana cara menggunakan alat dan bahan

9.      Menerapkan Konsep

Keterampilan menerapkan konsep dikuasai siswa apabila siswa dapat menggunakan konsep yang telah dipelajarinya dalam situasi baru atau menerapkan konsep itu pada pengalaman-pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi.

10.  Berkomunikasi


Keterampilan ini meliputi keterampilan membaca grafik, tabel, atau diagram dari hasil percobaan. Menggambarkan data empiris dengan grafik, tabel, atau diagram juga termasuk berkomunikasi. Menurut Firman (2000), keterampilan berkomunikasi adalah keterampilan menyampaikan gagasan atau hasil penemuannya kepada orang lain.

 

B.     Manfaat Penilaian Keterampilan Proses Sains.

Beberapa manfaat media dalam pembelajaran, antara lain:

1)      siswa akan memiliki pemahaman yang mendalam terhadap materi pelajaran dan mendorong siswa untu lebih aktif dalam proses pembelajaran.

2)      Membiasakan siswa untuk belajar dan bekerja menggunakan ilmu pengetahuan. Sehingga siswa bisa mempraktekan dan berteori tentang ilmu pengetahuan yang didapat. Selain itu siswa juga bisa lebih proaktif.

3)      Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, karena dalam melatih keterampilan proses siswa dipacu untuk berpasrtisipasi secara aktif dan efisien dalam belajar.

4)      Menuntaskan hasil belajar siswa secara serentak, baik keterampilan produk, proses, maupun keterampilan kinerjanya.

5)      Menemukan dan membangun sendiri konsepsi serta dapat mendefinisikan secara benar untuk mencegah terjadinya miskonsepsi.

6)      Untuk lebih memperdalam konsep, pengertian, dan fakta yang dipelajarinya karena dengan latih keterampilan proses, siswa sendiri yang berusaha mencari dan menemukan konsep tersebut.

7)      Mengembangkan pengetahuan teori atau konsep dengan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari.

8)      Sebagai persiapan dan latihan dalam menghadapi kenyataan hidup di dalam masyarakat, karena siswa telah dilatih keterampilan dan berpikir logis dalam memecahkan berbagai masalah dalam kehidupan.


9)      Pembiasaan siswa belajar melalui proses sains dapat melatih keterampilan ilmiah dan kerja sistematis, serta membentuk pola berpikir siswa secara ilmiah.

10)  Keterampilan proses sains bisa menjadikan proses belajar menjadi menyenangkan dan siswa bisa mengetahui proses dan hasil dari ilmu pengetahuan.

 

Dengan demikian, Keterampilan proses mutlak diperlukan anak sebagai bekal dalam kehidupannya pada masa akan datang. Materi pelajaran akan mudah dipelajari, dipahami, dihayati dengan pengalaman langsung dari peristiwa belajar tersebut. Lebih jauh, siswa dapat belajar untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari melalui cara-cara yang rasional.

 

C.    Bentuk-Bentuk Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains

Perihal bentuk instrumen penilaian dalam keterampilan proses sains dapat disesuaikan dengan tujuan penilaian dilakukan. Bentuk-bentuk instrumen penilaian keterampilan proses sains dapat dilakukan dalam bentuk tiga arah yaitu penilaian guru, penilaian sebaya dan penilaian diri. Namun pada umumnya  Keterampilan proses sains dilakukan dalam bentuk penilaian guru yang mengampuh mata pelajaran. Dalam hal ini, penilaian merupakan bagian dari proses pembelajaran yang harus dilaksanakan oleh guru.

Instrumen Penilaian yang dilakukan guru dapat melalui tes maupun bukan tes. Penilaian secara tes terhadap keterampilan proses sains dapat dilakukan dalam bentuk essai/uraian dan pilihan ganda. Sedangkan penilaian melalui bukan tes dapat dilakukan dalam bentuk observasi atau pengamatan.

1)      Tes Keterampilan Proses Sains

Instrumen tes Keterampilan Proses Sains dapat berupa tes uraian maupun tes pilihan ganda yang dibuat berdasarkan indikator aspek keterampilan proses sains. Untuk mengetahui bahwa proses


kerja ilmiah itu benar-benar terjadi dan siswa memahami konsep dengan baik, maka dalam setiap pokok uji tes uraian siswa dintuntut untuk mengemukakan alasan mengapa ia memilih jawaban tersebut, sehingga dapat dinterpretasikan apakah siswa hanya menebak, salah konsep, tidak menguasai konsep dan keterampilan proses, atau menguasai kosep dan keterampilan proses 

Penilaian dalam bentuk essai memerlukan jawaban yang berupa pembahasan atau uraian kata-kata. Jawaban yang dituliskan oleh siswa akan lebih bersifat subjektif, yang berarti menggambarkan pemahaman yang lebih indiviualistik.

Sebuah contoh konstruksi instrument penilaian secara tertulis dalam bentuk tes essai, sebagai berikut:

 

Sebuah percobaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh air terhadap pertumbuhan tanaman jagung. Setelah dilakukan pengukuran dalam selama tujuh hari, diperoleh data sebagai berikut:

Hari Ke-

Tinggi tanaman (cm)

Disiram air setiap hari

Tidak disiram air

1

5

5

2

7

6

3

8,5

6,5

4

11

6,9

5

12,8

7,2

6

14

7,3

7

15,9

7,3

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pertanyaan:


1.      Tuliskan rumusan masalah pada percobaan di atas! (skor 2)

2.      Buatlah kesimpulan berdasarkan data hasil percobaan di atas! (skor 2 )

 

Pengukuran keterampilan proses yang dilakukan melakui tes yang dikontruksi dalam bentuk pertanyaan pilihan ganda, kemungkinan jawaban atas pertanyaan sudah disiapkan dan biasanya terdiri atas empat atau lima pilihan. Penilaian yang diperoleh dengan menggunakan pilihan jawaban dapat memberikan hasil yang lebih obyektif, sebab jawaban atas masalah yang ada telah ditetapkan.  Menurut Arikunto (2009), penilaian dalam bentuk pilihan ganda, lebih representative mewakili isi dan luas bahan atau materi. Selain itu, dalam proses pemeriksaan dapat terhindar dari unsur-unsur subjektivitas. Namun demikian, penggunaan penilaian model ini, cenderung mengungkapkan daya pengenalan kembali dan banyak memberi peluang tebakan. Hasil yang diperoleh pun dapat berbeda dengan kondisi siswa yang sesungguhnya. Smith dan Welliver telah mengembangkan instrumen penilaian untuk mengukur keterampilan proses sains bagi siswa sekolah dasar dan sekolah menengah. Instrumen tes tertulis disusun dalam bentuk pertanyaan pilihan ganda. Untuk menjawab soal ini, siswa terlibat dalam pemecahan masalah dan mengharuskan menerapkan keterampilan proses yang tepat untuk setiap pertanyaan.

 

2)      Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengukur keterampilan proses sains yang dimiliki siswa ketika proses pembelajaran siswa berlangsung. Pengamatan dalam penilaian ini dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Selama proses kegiatan pembelajaran sains dilaksanakan, guru dapat melakukan penilaian dengan mengamati perilaku siswa secara langsung dalam


menunjukkan kemampuan keterampilan proses sains yang dimiliki. Menurut Sumiati dan Asra (2008), Arikunto (2009) dan Widyatiningtyas (2010), penilaian keterampilan proses dengan melalui bukan tes diperlukan lembar pengamatan yang lebih rinci untuk menilai perilaku yang diharapkan. Lembar pengamatan ini dapat berupa rubrik, daftar chek atau skala bertingkat. Menilai siswa dengan menggunakan lembar observasi, dapat mendeterminasikan kemampuan siswa berdasarkan kriteria-kriteria yang ditetapkan. Lembar observasi memuat kriteria esensial  terhadap tugas atau standar keterampilan proses sains serta level unjuk kerja yang tepat terhadap setiap kriteria. Contoh lembar observasi dan rubrik penilan terlampir pada lampiran 1 dan 2.

Untuk tujuan tertentu penilaian keterampilan proses sains dapat melibatkan siswa sebagai subyek penilaian. Penilaian yang melibatkan siswa terhadap siswa lain dapat dilakukan dalam sebuah kelompok. Selama proses belajar berlansung, siswa bekerja dalam kelompok untuk sebuah percobaan. Keberadaan siswa dalam kelompok, tentu memiliki peran tersendiri sehingga masing-masing memberikan konstribusi sebagai tim. Aktivitas siswa selama bekerja dalam kelompok dan kontribusinya dalam mendukung hasil kerja dapat dirasakan dan diamati secara persis oleh setiap anggota kelompok. Dalam situasi ini, penilaian teman sebaya dapat digunakan sebagai data pembanding yang dapat diekuilibrasikan dengan hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru. penilaian dengan melibatkan teman kelompok, dapat memberikan efek positif dalam perkembangan sikap ilmiah siswa. Secara korelasional hal ini diharapkan dapat meningkatkan peran siswa dalam kelompok sehingga berpengaruh kepada perkembangan keterampilan proses sains siswa.

Sementara itu, penilaian keterampilan proses sains yang melibatkan siswa dalam menilai dirinya dapat digunakan untuk memberikan bahan refleksi langsung bagi siswa. Dalam proses ini,


siswa akan mengevaluasi kemampuan yang telah dicapainya, dan secara sportif memberikan pengakuan terhadap diri sendiri. Proses ini memiliki dampak psikologis yang diharapkan dapat memicu motivasi intrinsik siswa untuk terus mengembangkan keterampilan proses sains yang telah dicapai. Namun demikian, penilaian keterampilan proses sains yang melibatkan siswa hanya dapat dilakukan secara sinergis dan optimal jika instrumen penilaian disiapkan dengan kriteria yang jelas dan telah ditetapkan guru.

 

D.    Strategi Penilaian Keterampilan Proses Sains

Ada lima aspek yang dapat dilakukan guru dalam mengembangkan keterampilan proses sains siswa yaitu:

1.      Memberikan kesempatan menggunakan keterampilan proses sains dalam setiap materi dan fenomena pada saat pembelajaran. Untuk itu tugas-tugas yang diberikan harus disusun secara sistematis, sehingga aspek-aspek keterampilan yang dimaksud benar-benar tercangkup di dalam kegiatan yang diberikan.

2.      Memberikan kesempatan berdiskusi dalam kelompok kecil maupun dalam kelompok besar (keseluruhan kelas). Guru merancang agar siswa saling bertukar ide, mendengarkan pendapat temannya, maupun menganalisis semua kegiatan yang dilaksanakan. Guru dapat membantu mengembangkan keterampilan siswa dengan menciptakan situasi agar siswa mendiskusikan hasil percobaan, membuat prediksi, serta mengkomunikasikan hasil temuannya.

3.      Mendengarkan apa yang dikemukakan (ide/pemikiran) siswa dan menelaah hasil yang mereka peroleh serta mempelajari keterampilan proses sains apa saja yang digunakan siswa untuk menyusunnya. Pada semua kegiatan, guru diharapkan dapat memperoleh informasi tentang bagaimana anak mengembangkan keterampilan prosesnya. Hasil penilaian dapat digunakan untuk progam pembelajaran maupun membuat tentang hasil yang ingin dicapai siswa


4.      Mendorong siswa berpikir kritis dari setiap pembelajaran  yang telah dilaksanakan. Selama kegiatan berlangsung dan sesudah menyelesaikan setiap tahapan siswa dapat mendiskusikan tentang bagaimana cara menyelesaikan kegiatan tersebut sehingga dapat menjadi pengembangan dan perbaikan pada kegiatan selanjutnya. Dalam hal ini, Guru membantu siswa menyadari keterampilan proses sains  yang mereka butuhkan adalah hal terpenting sebagai bagian dari proses belajarnya. 

5.      Menyiapkan teknik yang luwes untuk mengembangkan keterampilan proses sains.  Guru  melaksanakan teknik yang tepat dalam mengajarkan setiap keterampilan yang ada. Kegiatan praktik dipandang dapat memenuhi tujuan dalam menyediakan keterampilan proses .

 

E.     Pelaksanaan Penlaian Keterampilan Prosese Sains Dalam Pembelajaran IPA

Pembelajaran IPA hendaknya memberikan pengalaman siswa, berupa cara-cara penting untuk memproses dan memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang menjadi kebutuhannya. Sesuai hakikat IPA bukan hanya kumpulan pengetahuan, tetapi merupakan proses pencarian yang sistematis dan berisi berbagai strategi dimana menghasilkan kumpulan pengetahuan yang dinamis.  Dengan demikian, siswa dalam pembelajaran IPA difasilitasi untuk mengembangkan sejumlah keterampilan proses sains dalam memperoleh pengetahuan ilmiah tentang alam sekitar, bukan hanya sekedar menghafal produk.

Melalui keterampilan proses sains, siswa diberi kesempatan mengembangkan sejumlah keterampilan untuk mengkaji fenomena alam dengan cara-cara tertentu untuk memperoleh ilmu dan pengembangan ilmu itu selanjutnya. Adanya keterampilan proses siswa dapat mempelajari IPA sesuai dengan apa yang dilakukan  para Ilmuan, yakni melalui pengamatan, klasifikasi, inferensi, merumuskan hipotesis, dan melakukan eksperimen (Patta Bundu, 2006:12). Siswa dapat mempelajari keterampilan proses sains


yang digunakan oleh para ilmuan tersebut dalam bentuk yang lebih sederhana sesuai dengan tahap perkembangan anak.

Berdasarkan pengertian diatas dapat diketahui bahwa keterampilan proses dalam pembelajaran IPA adalah suatu keterampilan proses penemuan dalam memperoleh pengetahuan sehingga memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan berbagai keterampilan intelektual, fisik, mental dan sosial yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Anak akan mampu menemukan dan mengembangkan fakta dan konsep serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai. Keterampilan proses juga turut merangsang pengembangan kemampuan intelektual, fisik dan mental pada dasarnya telah dimiliki anak meskipun masih sederhana untuk menunjukan jati dirinya serta sebagai dasar untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

Pelaksanaan penilaian keterampilan proses sains dapat dilakukan dalam beberapa bentuk, diantaranya:

1.      Pretes dan postes.  Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa pada awal tahun sekolah. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan kekuatan dan kelemahan dari masing-masing siswa dalam keterampilan yang telah diidentifikasi. Pada akhir tahun sekolah, guru melaksanakan tes kembali untuk mengetahui perkembangan skor siswa setelah mengikuti pembelajaran sains.

2.      Diagnostik. Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa pada awal tahun ajaran. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan pada bagian mana siswa memerlukan bantuan dengan keterampilan proses. Kemudian guru merencanakan pelajaran dan kegiatan laboratorium yang dirancang untuk mengatasi kekurangan siswa.

3.      Penempatan kelas. Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa sebagai salah satu kriteria dalam penempatan kelas. Misalnya, criteria untuk memasuki kelas akselerasi, kelas sains atau kelas unggulan.


4.      Pemilihan kompetisis siswa. Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa sebagai kriteria utama dalam pemilihan siswa yang akan ikut dalam lomba-lomba sains. Jika siswa memiliki skor tes tinggi, maka dia akan dapat mengikuti lomba sains dengan baik.

5.      Bimbingan karir. Biasanya para peneliti melakukan uji coba menggunakan penilaian keterampilan proses sains untuk mengidentifikasi siswa yang memiliki potensi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat dibina.

Penilaian keterampilan proses sains dilakukan dengan menggunakan instrumen yang disesuaikan dengan materi  dan tingkat perkembangan siswa atau tingkatan kelas

 

F.     Langkah-Langkah Menyusun Penilaian Keterampilan Proses Sains

Penyusunan instrumen untuk penilaian terhadap keterampilan proses siswa dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1.      Mengidentifikasikan jenis keterampilan proses sains yang akan dinilai.

2.      Merumuskan indikator untuk setiap jenis keterampilan proses sains.

3.      Menentukan dengan cara bagaimana keterampilan proses sains tersebut diukur (misalnya apakah tes unjuk kerja, tes tulis, ataukah tes lisan).

4.      Membuat kisi-kisi instrumen.

5.      Mengembangkan instrumen pengukuran keterampilan proses sains berdasarkan kisi-kisi yang dibuat. Pada saat ini perlu mempertimbangkan konteks dalam item tes keterampilan proses sains dan tingkatan keterampilan proses sains (objek tes)

6.      Melakukan validasi instrumen.

7.      Melakukan ujicoba terbatas untuk mendapatkan validitas dan reliabilitas empiris.

8.      Perbaikan butir-butir yang belum valid.

9.      Terapkan sebagai instrumen penilaian keterampilan proses sains dalam pembelajaran sains.

Pada langkah-langkah penyusunan instrument di atas, pencarian validitas dan reabilitas empiris terutama dilakukan untuk penilaian


keterampilan proses sains yang beresiko tinggi. Penilaian yang beresiko tinggi yang dimaksud adalah penilaian dalam penelitian, penilaian dalam skala besar atau penilaian untuk tujuan tertentu.

 

G.    Menyusun Penilaian Keterampilan Proses Sains

Penyusunan penilaian keterampilan proses sains hendanya memperhatikan: rancangan penilaian, penyusunan kisi-kisi, dan karakteristik butir soal.

 

a.       Menyusun Rancangan Penilaian

Sebelum melakukan penilaian seorang guru terlebih dahulu harus merancang secara tertulis dan rapi sistem penilaian yang akan dilakukan selama satu semester. Adapun langkah-langkah penulisan rancangan penilaian yang berbasis kompetensi ialah sebagai berikut:

1.      Mencermati silabus dan sistem penilaian yang sudah ada

2.      Menyusun sistem penilaian yang berbasis kompetensi berdasarkan silabus silabus dan sistem penilaian yang telah disusun

3.      Menetukan bobot masing-masing jenis tagihan yang diserahlan kepada sekolah

4.      Menyusun rancangan penilaian yang berbasis kometensi

 

b.      Penyusunan Kisi-Kisi

Penysunan kisi-kisi penilaian keterampilan proses sains merupakan kerangka dasar yang dipergunakan untuk menyusun instrumen penilaian dalam evaluasi ketrampilan proses sains.\\\\

a.       Karakteristik Butir Soal

1)       Karakteristik umum

Secara umum butir soal KPS dapat dibedakan dengan butir soal penguasaan konsep. Butir-butir soal KPS memiliki beberapa karakteristik. Pertama, butir soal KPS tidak boleh dibebani konsep (nonkonsep burdan). Hal ini diupayakan agar butir soal tersebut tidak


rancu dengan pengukuran penguasaan konsepnya. Konsep dijadikan konteks. Konsep yang terlibat harus diyakini oleh penyusun butir soal sudah dipelajari siswa atau tidak asing bagi siswa (dekat dengan keadaan sehari-hari siswa). Kedua, butir soal KPS mengandung sejumlah informasi yang harus diolah oleh responden atau siswa. Informasi dalam butir soal KPS dapat berupa gambar, diagram, grafik, data dalam tabel atau uraian, atau objek aslinya. Ketiga, seperti butir soal pada umumnya, aspek yang akan diukur oleh butir soal KPS harus jelas dan hanya mengandung satu aspek saja, misal interpretasi. Keempat, sebaiknya ditampilkan gambar untuk membantu menghadirkan objek.

2)      Karakteristik Khusus

Rustaman menyatakan karakteristik khusus butir soal KPS seperti tertera pada Tabel berikut:

Aspek KPS

Keterangan

Observasi

Harus dari objek atau peristiwa sesungguhnya

Interpretasi

Harus menyajikan sejumlah data yang menyajikan pola

Klasifikasi

Harus ada kesempata mencari/menemukan persamaan dan perbedaan, atau diberikan kriteria tertentu untuk melakukan pengelompokkan, atau ditentukan jumlah kelompok yang harus terbentuk

Prediksi

Harus jelas pola atau kecenderungan untuk dapat mengajukan dugaan atau ramalan


Berkomunikasi

 

Harus ada bentuk penyajian tertentu untuk diubah ke bentuk penyajian lain, misalnya bentuk uraian ke bentuk bagan atau bentuk tabel ke bentuk grafik

Berhipotesis

 

Dapat merumuskan dugaan atau jawaban sementara, atau menguji pernyataan yang ada dan mengandung hubungan dua variabel atau lebih, biasanya mengandung cara kerja atau menguji atau membuktikan

Merencanakan percobaan

 

Harus memberi kesempatan untuk mengusulkan gagasan berkenaan dengan alat/bahan yang akan digunakan, urutan prosedur yang harus ditempuh, menentukan perubah (variabel), mengendalikan peubah

 

Menerapkan konsep

 

Harus membuat konsep atau prinsip yang akan diterapkan tanpa menyebutkan nama konsepnya

Mengajukan pertanyaan

 

Harus memunculkan sesuatu yang menarik atau kontradiktif agar siswa termotivasi untuk bertanya

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


BAB III

PENUTUP

A.   Kesimpulan

1.      Penilaian keterampilan proses sains adalah suatu kegiatan yang  dilakukan  untuk mengukur kemampuan siswa dalam menerapkan metode ilmiah, memahami, mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan.

2.      Keterampilan proses mutlak diperlukan anak sebagai bekal dalam kehidupannya pada masa akan datang. Materi pelajaran akan mudah dipelajari, dipahami, dihayati dengan pengalaman langsung dari peristiwa belajar tersebut.

3.      Instrumen Penilaian yang dilakukan guru dapat melalui tes maupun bukan tes. Penilaian secara tes terhadap keterampilan proses sains dapat dilakukan dalam bentuk essai/uraian dan pilihan ganda. Sedangkan penilaian melalui bukan tes dapat dilakukan dalam bentuk observasi atau pengamatan.

4.      Dalam strategi penilaian keterampilan proses sains, ada lima aspek yang dapat dilakukan guru dalam mengembangkan keterampilan proses sains siswa

5.      Dalam menyusun istrumen penilaian keterampilan proses sains  ada sembilan langkah-langkah yang perlu diperhatikan.

6.      Siswa dalam pembelajaran IPA difasilitasi untuk mengembangkan sejumlah keterampilan proses sains dalam memperoleh pengetahuan ilmiah tentang alam sekitar, bukan hanya sekedar menghafal produk.

7.      Penyusunan penilaian keterampilan proses sains hendanya memperhatikan: rancangan penilaian, penyusunan kisi-kisi, dan karakteristik butir soal.

 

 

 

 


B.     Saran

Keterampian proses sebagaimana disebutkan di atas merupakan keterampilan proses sains yang diaplikasikan pada proses pembelajaran. Pembentukan keterampilan dalam memperoleh pengetahuan merupakan salah satu penekanan dalam pembelajaran sains. Oleh karena itu, penilaian terhadap keterampilan proses siswa harus dilakukan terhadap semua keterampilan proses sains baik secara parsial maupun secara utuh

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


DAFTAR PUSTAKA

 

Uno, Hamzah B dan Koni Satria. 2014. Assesment Pembelajaran Fisika. Jakarta: Bumi Aksara

Mansur, dkk. 2015. Assesmen Pembelajaran di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Poppy Kamalia Devi. 2010. Ketrampilan Proses dalam Pembelajaran IPA. Jakarta. PPPPTK IPA

Amirul Huda, Fatkhan. 2017. Pengertian Keterampilan Proses Sains. Teredia pada: fatkhan.web.id/pengertian-keterampilan-proses-sains-kps/ (Diaskes pada 12  April 2020)

Acesta, Arrofa. Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Sains Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ipa. Jurnal pendidikan (Dilihar tanggal 12 April 2020)


 

                                                                                           LAMPIRAN

 

Lampiran 1

LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS

PRAKTIKUM  ………. KELAS ………..

 

Observer          : 

Hari/Tanggal   :

 

Petujuk Pengisian

Berikanlah skor penilaian setiap aspek penilaian dengan cara melingkari angka berdasarkan pengamatan Anda terhadap peserta praktikum dalam keompok masing-masing pada mata kuliah keterampilan kimia. Skor yang Anda pilih didasarkan pada rubrik penilaian.

No

Nama Siswa

Aspek Penilaian KPS

Skor Total

Nilai Angka

Keterangan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Keterangan :

1.     

Nilai Akhir Keterampilan Proses Sains (KPS)

𝐾𝑃𝑆 = 𝑥 100

𝐾𝑃𝑆 = 𝑥 100

 

 

Observasi

2.      Klasifikasi

3.      Mengukur

4.      Menggunakan Hubungan Waktu/Ruang

5.      Menggunakan Bilangan

6.      Inferensi

7.      Komunikasi

8.      Memprediksi

9.      Mengidentifikasi dan Mengontrol Variabel

10.  Interpretasi Data

11.  Memformulasi Hipotesis

 

Lampiran 2

RUBRIK PENILAIAN

 

No

Aspek Penilaian

Indikator

Kategori

Skor

1.

Observasi

a.       Menggunakan satu atau lebih indera untuk mengumpulkan informasi tentang objek/peristiwa

b.      Merasakan perbedaan dan persamaan antara objek.

c.       Mencocokan objek pengamatan dengan deskripsi/penjelasan yang telah diberikan

d.      Mengidentifikasi karakteristik objek (bentuk, warna, ukuran, dan tekstur)

Empat Indikator terpenuhi

4

Tiga Indikator terpenuhi

3

Dua Indikator terpenuhi

2

Satu Indikator terpenuhi

1

2.

Klasifikasi

a.       Mengidentifikasi karakteristik yang berguna untuk mengklasifikasikan objek

b.      Mengelompokkan objek berdasarkan karakteristik masing-masing/ persamaan dan perbedaan/ kriteria/ karakter yang dapat diamati

c.       Membangun dan menggunakan sistem klasifikasi dalam tabulasi atau bentuk visualisasi

Tiga Indikator terpenuhi

3

Dua Indikator terpenuhi

2

Satu Indikator terpenuhi

1

3.

Mengukur

a.       Mengukur dalam kondisi yang diberikan menggunakan satuan yang sesuai dengan tingkat akurasi yang sesuai

b.      Menggunakan kedua pengukuran standard an non standar/ pendekatan untuk mendeskripsikan dimensi objek

c.       Menggunakan kedua pengukuran standard an non standar/ pendekatan untuk membuat perbandingan

Tiga Indikator terpenuhi

3

Dua Indikator terpenuhi

2

Satu Indikator terpenuhi

1

4.

Menggunakan Hubungan Waktu/Ruang

a.       Mendeskripsikan posisi/ kondisi objek (mula-mula, selama proses berlangsung, dan setelah proses berakhir)

b.      Mendesripsikan kondisi objek yang dibandingkan dengan objek yang lain

c.       Merancang pola/ hubungan timbal balik untuk cara dan bentuk yang  mempertimbangkan apresiasi ilmiah dan rasa estetis

Tiga Indikator terpenuhi

3

Dua Indikator terpenuhi

2

Satu Indikator terpenuhi

1

 

 

 

Komentar

Postingan Populer