Bimbingan dan Konseling dan aplikasinya
Nama : Muhammad Zulfikar Abubakar
NIM : H0418314
Angkatan : 2018
Kode Tugas : TI 04
Tema materi : Bimbingan dan Konseling dan
aplikasinya
Prodi : Pendidikan Fisika
Bulan dan : April 2020
Tahun
Pembuatan
SOAL :
1. Sebutkan minimal 5
(lima) definisi bimbingan dan konseling menurut ahli.
2. Jelaskan pengertian
bimbingan dan konseling menurut anda.
3. Jelaskan
prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling (BK).
4. Jelaskan kompetensi
yang harus dimiliki oleh seorang konselor.
5. Uraikan bidang layanan
BK masing-masing disertai contohnya.
6. Jelaskan Peranan
Guru mata pelajaran dalam Bimbingan dan konseling serta contoh contoh
praksisnya.
7. Jelaskan Peranan
Guru BK dalam Bimbingan dan Konseling serta contoh-contoh praksisnya.
8. Uraikan tujuan
layanan BK diberikan di sekolah!
9. Deskripsikan
selengkap-lengkapnya fungsi BK di sekolah!
10. Uraikan jenis-jenis
layanan BK di sekolah!
JAWABAN
1.
Pengertian bimbingan
dan konseling menurut para ahli
a.
Tohirin
Bimbingan dan Konseling yaitu sebuah proses bantuan yang
diberikan oleh pembimbing (konselor kepada individu (konseli) melalui pertemuan
tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanya, supaya konseli mempunyai
kemampuan atau kecakapan melihat dan menemukan masalahnya serta mempunyai kemampuan
memecahkan masalahnya sendiri.
b. Azzett
Bimbingan dan Konseling ialah segala upaya pemberian
bantuan kepada anak didik agar dapat memahami dirinya sehingga sanggup
mengarahkan diri dan bertindak dengan baik sesuai dengan perkembangan jiwanya.
Usaha ini dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan
c. Prayetno, dkk
Bimbingan dan Konseling ialah suatu pelayanan bantuan
untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan
berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan
belajar dan bimbingan karir berdasarkan norma-norma yang berlaku.
d. Nur Faudjia
Bimbingan konseling sebagai proses pemberian bantuan konselor
yang dilakukan melalui wawancara untuk kemudian peserta didik mampu
merencanakan masa depan yang lebih baik.
e. Jones
Konseling yaitu salah satu kegiatan dimana semua fakta
dikumpulkan dan semua pengalaman siswa difokuskan pada masalah tertentu untuk
diatasi sendiri oelh yang bersangkutan dimana ia diberi bantuan pribadi dan
langsung dakam pemecahan masalah itu.
Konselor tidak memecahkan masalah untuk klien. Konseling
harus ditunjukkan pada perkembangan yang progresif dari individu untuk
memecahkan masalah-masalahnya sendiri tanpa bantuan.
2. Pengertian bimbingan dan konseling
menurut saya adalah, suatu bentuk layanan bantuan kepada seseorang yang
bertujuan agar mengalami perkembangan dan pertumbuhan kearah yang lebih baik
dan mencegahnya untuk melangkah kearah yang salah
3. Prinsip bimbingan ban konseling adalah
sebagai berikut :
a.
Bimbingan dan konseling diperuntukkan
bagi semua peserta didik/konseli dan tidak diskriminatif. Prinsip ini berarti
bahwa bimbingan diberikan kepada semua peserta didik/konseli, baik yang tidak
bermasalah maupun yang bermasalah; baik pria maupun wanita; baik anak-anak,
remaja, maupun dewasa tanpa diskriminatif.
b. Bimbingan
dan konseling sebagai proses individuasi. Setiap peserta didik bersifat unik
(berbeda satu sama lainnya) dan dinamis, dan melalui bimbingan peserta
didik/konseli dibantu untuk menjadi dirinya sendiri secara utuh.
c. Bimbingan
dan konseling menekankan nilai-nilai positif. Bimbingan dan konseling merupakan
upaya memberikan bantuan kepada konseli untuk membangun pandangan positif dan
mengembangkan nilai-nilai positif yang ada pada dirinya dan lingkungannya.
d. Bimbingan
dan konseling merupakan tanggung jawab bersama. Bimbingan dan konseling bukan
hanya tanggung jawab konselor atau guru bimbingan dan konseling, tetapi tanggungjawab
guruguru dan pimpinan satuan pendidikan sesuai dengan tugas dan kewenangan
serta peran masing-masing.
e. Pengambilan
keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan dan konseling. Bimbingan
dan konseling diarahkan untuk membantu peserta didik/konseli agar dapat
melakukan pilihan dan mengambil keputusan serta merealisasikan keputusannya
secara bertanggungjawab.
f. Bimbingan
dan konseling berlangsung dalam berbagai setting (adegan) kehidupan. Pemberian
pelayanan bimbingan dan konseling tidak hanya berlangsung pada satuan
pendidikan, tetapi juga di lingkungan keluarga, perusahaan/industri,
lembaga-lembaga pemerintah/swasta, dan masyarakat pada umumnya.
g. Bimbingan
dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan. Penyelenggaraan
bimbingan dan konseling tidak terlepas dari upaya mewujudkan tujuan pendidikan
nasional.
h. Bimbingan
dan konseling dilaksanakan dalam bingkai budaya Indonesia. Interaksi antar guru
bimbingan dan konseling atau konselor dengan peserta didik harus senantiasa
selaras dan serasi dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh kebudayaan
dimana layanan itu dilaksanakan.
i.
Bimbingan dan konseling bersifat
fleksibel dan adaptif serta berkelanjutan. Layanan bimbingan dan konseling
harus mempertimbangkan situasi dan kondisi serta daya dukung sarana dan
prasarana yang tersedia.
j.
Bimbingan dan konseling diselenggarakan
oleh tenaga profesional dan kompeten. Layanan bimbingan dan konseling dilakukan
oleh tenaga pendidik profesional yaitu Konselor atau Guru Bimbingan dan
Konseling yang berkualifikasi akademik Sarjana Pendidikan (S-1) dalam bidang
bimbingan dan konseling dan telah lulus Pendidikan Profesi Guru Bimbingan dan
Konseling/Konselor dari Lembaga Pendidikan Tinggi Kependidikan yang
terakreditasi.
k. Program
bimbingan dan konseling disusun berdasarkan hasil analisis kebutuhan peserta
didik/konseli dalam berbagai aspek perkembangan.
l.
Program bimbingan dan konseling
dievaluasi untuk mengetahui keberhasilan layanan dan pengembangan program lebih
lanjut.
4. Untuk
sekolah, Konselor adalah tenaga pendidik profesional yang
telah menyelesaikan pendidikan akademik minimal strata satu (S-1) program studi
Bimbingan dan Konseling dan program Pendidikan Profesi Konselor dari perguruan
tinggi penyelenggara program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi.
Secara
umum, seorang konselor harus memiliki keterampilan-keterampilan yang mencukupi.
Meskipun terdapat beragam pendekatan terhadap konseling,
ada seperangkat keterampilan umum yang mendasari berbagai pendekatan.
a)
Keterampilan
Antarpribadi
Keterampilan ini merupakan
keterampilan inti dalam konseling.
Termasuk dalam keterampilan ini adalah semua keterampilan yang dibutuhkan untuk
membangun realsi dengan klien, sehingga klien dapat terlibat dalam proses
konseling. Keterampilan ini merupakan dasar karena relasi yang penuh kepercayan
antara konselor dan klien akan membentuk penghargaan, keterbukaan, pemahaman,
dan partisipasi klien dalam konseling.
Keterampilan antarpribadi
mencakup kemampuan konselor dalam mendampingi klien, mendengarkan mereka,
dan mendorong mereka menceritakan apa saja yang ada dalam benak mereka.
Keterampilan-keterampilan
antarpribadi dasar secara umum dapat dikelompokkan dalam tiga jenis
keterampilan, yakni:
i.
Keterampilan Verbal
Keterampilan ini mengacu
pada isi verbal dari proses konseling.
Konselor menggunakan keterampilan ini memberi ini untuk memberi perhatian pada
klien yang pada gilirannya akan memperlancar jalannya percakapan. Penggunaan
keterampilan ini membantu klien
merasa cukup nyaman untuk memberi informasi pada konselor sehingga konselor
dapat menelaah pokok permasalahan. Ketrampilan verbal mencakup
tanggapan-tanggapan verbal, kualitas vokal
yang memadai, dan alur verbal.
Adapu hal – hal yang perlu
diperhatikan dalam memberi pertanyaan kepada klien adalah sebagai berikut.
1. perhatikan
suasana konseling dan
klien,
2. kuasai
materi yang berkaitan dengan pertanyaan,
3. ajukan
pertanyaan dengan cara yang jelas dan terarah, serta tidak keluar dari topik
bahasan,
4. segera
berikan respon balikan terhadap jawaban pertanyaan yang diajukan dengan sikap yang
baik dan empatik
ii.
Keterampilan Non verbal.
Keterampilan ini mengacu
pada perilaku non-verbal
konselor yang dapt menyebabkan kemajuan dalam proses konseling dan
memperlihatkan pendampingan pada klien.
Menurut Hutahuruk (1983)
beberapa sikap atau
keterampilan non verbal konselor sebagai berikut:
·
Posisi badan (termasuk
gerak isyarat dan eksprsi muka) diantara posisi badan yang baik dalam attending
mencakup
1. Duduk
dengan badan menghadap klien
2. Tangan
diatas pangkuan atau berpegang bebas atau kadang-kadang digunakan untuk
menunjukkan gerak isyarat yang sedang dikomunikasikan secara verbal
3. Responsif
dengan menggunakan bagian wajah, umpamnya senyum spontan atau anggikan kepala
sebagai persetujuan atau pemahaman dan kerutan dahi tanda tidak mengerti
4. Badan
tegak lurus tanpa kaku dan sesekali condong kearah klien untuk menunjjukkan
kebersamaan dengan klien.
Posisi badan yang tidak
baik mencakup:
5. Duduk
dengan badan dan kepala membungkuk menghadap klien.
6. Duduk
dengan sangat kaku
7. Gelisah
atau tidak tenang (resah)
8. Mempergunakan
tangan, kertas dan kuku tangan.
9. Sama
sekali tanpa gerak isyarat pada tangan
10. Selalu
meukul-mukul dan menggerakkan tangan dan lengan.
11. Wajah
tidak menunjukkan perasaan
12. Terlalu
banyak senyum, kerutan dahi atau anggukan kepala yang tidak berarti
·
Kontak mata
1. Kontak
mata yang baik berlangsung dengan melihat klien pada waktu dia berbicara kepada
konselor dan sebaliknya. Kontak mata harus dipertahankan atau dipelihara dengan
menggunakan pandangan spontan yang mengekspresikan minat dan
keinginan mendengarkan serta
merespon klien.
2. Kontak
mata yang tidak baik mencakup:
- Tidak
pernah melihat klien
- Menatap
klien untuk secara tetap dan tidak memberi kesempatan klien untuk
membalas tatapan.
- Mengalihkan
pandangan dari klien segera sesudah klien melihat kepada konselor.
Mendengarkan dalam
keterampilan ini adalah mendengar dengan tepat dan mengingat apa yang klien
katakan dan bagaimana mengatakannya.
Dengan mendengar yang tepat
memungkinkan konselor merumuskan tanggapan yang dapat menangkap dengan tepat
perasaan dan pikiran klien. Cara mendengarkan yang
baik mencakup
1. memelihara perhatian penuh
dengan terpusat kepada klien,
2. mendengarkan segala
suatu yang dikatakan oleh klien,
3. Mendengarkan keseluruhan pribadi klien
(kata-katanya, perasaan dan perilakunya). Memahami pesan baik verbal maupun non
verbal dari diri klien
4. Mengarahkan
apa yang konselor katakan terhadap apa yang telah dikatakan oleh klien.
iii.
Keterampilan Mengamati Klien
Konselor dalam hal ini
dituntut untuk sungguh-sungguh sadar akan apa yang sedang klien katakan
khususnya melalui gerakan-gerakan tubuh mereka, raut wajah, kualitas vokal,
dan ketidaksesuaian antara bahasa non verbal dengan ungkapan-unkapan verbal
mereka. Perilaku non
verbal klien harus secara cermat diamati ketika ia sedang menyampaikan satu
informasi penting tentang dirinya dan situasinya
b) Keterampilan Intervensi
Keterampilan intervensi
adalah kemampuan konselor untuk melibatkan klien dalam pemecahan masalah. Dalam
proses pemecahan masalah, konselor perlu memiliki pengetahuan tentang
berbagai strategi dan
cara yang berbeda untuk menolong klien
menghadapi masalah. Ada beragam strategi dan
cara yang diusulkan oleh berbagai aliran atau pendekatan konseling.
Pendekatan ini dapat
membentang dari pendekatan psikodinamis (psikoanalisis,
Adlerian) sampai pendekatan eksistensial, pendekatan Rogerian yang terpusat
pada klien sampai terapi rasional emotif
behavior, realitas dan analisis transaksional.
Dalam hal ini konselor
sebaiknya menguasai satu pendekatan dasar dan kemudia berusaha memadukan
cara-cara yang bermanfaat dari berbagai pendekatan lainnya demi penanganan
efektif terhadap masalah-masalah klien.
c) Keterampilan Integrasi
Keterampilan ini mengacu
pada kemampuan-kemampuan konselor untuk menerapakan strategi-strategi pada
situasi-situasi khusus, sambil mengingat konteks budaya dan sosio-ekonomi
klien. Hal ini dikarenakan konseling tidak
dapat dipraktikkan tanpa memperhatikan konteks budaya. Setiap klien yang hadir
dengan cara pikir tertentu yang sebagian besar dipengaruhi oleh sistem nilai
dan sistem budayanya.
5. Bidang layanan BK antara lain sebagai
berikut
a) Layanan konseling pribadi adalah
bimbingan terhadap seseorang dengan hanya memfokuskan solusi untuk permasalahan
pribadinya misalnya masalah keluarganya,penyakit dll.
Contoh : Dokter
spesialis
b) layanan konseling sosial lebih
memfokuskan pada permasalahan diluar kepribadian seseorang atau dilingkungan
sekitar yang lebih luas atau umum misalnya permasalahan bersama orang lain dll.
Contoh : BK sekolah
c) layanan konseling belajar hanya
memfokuskan kepada pelajaran/belajar misalnya BimBel (Bimbingan Belajar)
Contoh : Bimbel
Matematika
d) layanan konseling karir lebih
memfokuskan kepada solusi,tahap-tahap,kiat-kiat dsb kepada mereka yang ingin
tekun terhadap karir mereka kedepan.
Contoh
: BK sekolah atau lembaga konseling artis
6.
Menurut Prayitno (2003) mengungkapkan peran,
tugas dan tanggung jawab guru-guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling
adalah :
a) Membantu
memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa. Contoh :
Memperkenalkan siswa dengan istilah bimbingan dan konseling serta tujuan
beserta fungsinya.
b) Membantu
guru pembimbing/konselor mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan layanan
bimbingan dan konseling, serta pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut.
Contoh
: mendata siswa yang sering bolos atau nakal dan mencari informasi seputar
latar belakang siswa tersebut
c) Mengalihtangankan
siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada guru
pembimbing/konselor
Contoh
: menyerahkan siswa yang nakal dan sering bolos kepada guru BK untuk diberi
pencerahan.
d) Menerima
siswa alih tangan dari guru pembimbing/konselor, yaitu siswa yang menuntut guru
pembimbing/konselor memerlukan pelayanan pengajar /latihan khusus (seperti
pengajaran/ latihan perbaikan, program pengayaan).
Contoh
: menerima siswa yang telah ditangani oleh guru BK kemudian dibina kembali
serta dicatat perkembangannya.
7. Peranan guru BK dalam bimbingan dan
konseling
Guru BK
berperan untuk memberikan layanan BK dan prinsip prinsip BK kepada siswanya.
Peran guru BK untuk membimbing dan memberikan konsolidasi terhadap siswanya
mengenai seluruh hal yang dapat membntu siswa menuju masa depan yang lebih
baik.
Saat
ini guru BK cenderung dipandang sebagai guru yang menindak siswa yang nakal,
sehingga siapapun yang pernah berurusan dengan guru BK akan dicap sebagai siswa
nakal. Akan tetapi sejatinya tidak, karena sebenarnya peran guru BK adalah
memberi bimbingan dan konseling bagi seluruh siswa.
Adapun
peran guru BK adalah sebaga berikut:
a. Menganaisis kebutuhan Program bimbingan dan konseling dirancang berdasar data kebutuhan peserta didik, sekolah, dan orangtua.
Data kebutuhan dikumpulkan dan ditelaah untuk memperbaharui tujuan dan rencana program bimbingan dan konseling.Bimbingan dan konseling direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi serta ditindaklanjuti berbasis prioritas data kebutuhan yang difasilitasi pemenuhanya dalam bidang dan komponen bimbingan dan konseling. Kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan orangtua diidentifikasi dengan berbagai instrumen non tes dan tes atau dengan pengumpulan fakta, laporan diri, observasi, dan tes, yang diselenggakan oleh konselor atau guru bimbingan dan konseling sendiri atau fihak lain yang lebih berkewenangan. Hasil identifikasi dianalisis dan diinterpretasi untuk menentukan skala prioritas layanan bimbingan dan konseling.
b. Merencanakan Perencanaan (action plans)
Sebagai alat yang berguna untuk merespon kebutuhan yang telah teridentifikasi, mengimplementasikan tahap-tahap khusus untuk memenuhi kebutuhan, dan mengidentifikasi fihak yang bertanggung jawab terhadap pada setiap tahap, serta mengatur jadwal dalam program tahunan dan semesteran serta pengimplementasiannya.Dengan demikian, sejak awal telah dirancang efisiensi dan keefektivan program dan rencana pengukuran akuntabilitasnya.Program bimbingan dan konseling direncanakan sebagai program tahunan dan program semesteran.
c. Melaksanakan pelaksanaan bimbingan dan konseling
Pelaksanaannya harus memperhatikan aspek penggunaan data dan penggunaan waktu yang tersebar ke dalam kalender akademik. Aspek pertama adalah penggunaan data. Kumpulan data akan memberikan informasi penting dalam pelaksanaan program dan akan diperlukan untuk mengevaluasi program dalam kaitannya dengan kemajuan yang diraih peserta didik/konseli. Data dikumpulkan sepanjang proses pelaksanaan bimbingan dan konseling sehubungan dengan perencanaan apa yang dikerjakan, apa yang tidak dikerjakan, apa yang berubah atau ditingkatkan. Data yang dikumpulkan dipilah menjadi data tiga: (1)data jangka pendek yaitu data setiap akhir aktivitas, (2)data jangka menengah merupakan data kumpulan dari periode waktu tertentu, misalnya program semesteran maka data yang dimaksud adalah data selama satu semester untuk mengukur indikator kemajuan ke arah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, dan (3)data jangka panjang merupakan data akhri serangkaian program misalnya program tahunan yang merupakan data hasil seluruh aktivitas dan dampaknya pada perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir peserta didik. Aspek kedua adalah penggunaan waktu yang tersebar dalam kalender akademik. Proporsi waktu perencanaan dan pelaksanaan setiap komponen dan bidang bimbingan dan konseling harus memperhatikan tingkat satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, jumlah konselor atau guru bimbingan dan konseling, jumlah peserta didik yang dilayani.Perhatian utama ditujukan kepada kebutuhan peserta didik sebagai hasil analisis kebutuhan. Persentase dalam distribusi waktu konselor atau guru bimbingan dan konseling dalam setiap komponen program bimbingan dan konseling juga harus memperhatikan tingkatan kelas dalam satuan pendidikan.Sebagian besar waktu konselor atau guru bimbingan dan konseling (80%-85%) untuk pelayanan langsung kepada peserta didik, sisanya (15%-20%) untuk aktivitas manajemen dan administrasi.Kalender aktivitas bimbingan dan konseling sebagai perencanaan program semua komponen dan bidang bimbingan dan konseling diatur sejalan dengan kalender akademik satuan pendidikan.
d. Melakukan
Evaluasi
Evaluasi dalam bimbingan dan konseling merupakan proses pembuatan pertimbangan secara sistematis mengenai keefektivan dalam mencapai tujuan program bimbingan dan konseling berdasar pada ukuran (standar) tertentu. Dengan demikian evaluasi merupakan proses sistematis dalam mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang efisiensi, keefektivan, dan dampak dari program dan layanan bimbingan dan konseling terhadap perkembangan pribadi, sosial belajar, dan karir peserra didik/konseli. Evaluasi berkaitan dengan akuntabilitas yaitu sebagai ukuran seberapa besar tujuan bimbingan dan konseling telah dicapai.
e. Melakukan
Pelaporan
Pelaporan proses dan hasil dari pelaksanaan program dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan bagaimana peserta didik berkembang sebagai hasil dari layanan bimbingan dan konseling. Laporan akan digunakan sebagai pendukung program lanjutan untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan program selanjutnya. Laporan jangka pendek akan menfasilitasi evaluasi aktivitas program jangka pendek. Laporan jangka menengah dan jangka panjang akan merefleksikan kemajuan ke arah perubahan dalam diri semua peserta didik. Isi dan format laporan sejalan dengan kebutuhan untuk menyampaikan informasi secara efektif krpada seluruh pemangku kepentingan. Laporan juga akan menjadi informasi penting bagi pengembangan profesionalitas yang diperlukan bagi konselor atau guru bimbingan dan konseling.
f. Memberikan
Tindak lanjut
Tindak lanjut atas laporan program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling akan menjadi alat penting dalam tindak lanjut untuk mendukung program sejalan dengan yang direncanakan, mendukung setiap peserta didik yang dilayani, mendukung digunakannya materi yang tepat, mendokumentasi proses, persepsi, dan hasil program secara rinci, mendokumentasi dampak jangka pendek, menengah dan jangka panjang, atas analisis keefektivan program digunakan untuk mengambil keputusan apakah program dilanjutkan, direvisi, atau dihentikan, meningkatkan program, seta dihgunakan untuk mendukung perubahan-perubahan dalam sistem sekolah.
8.
Tujuan Bimbingan dan konseling di sekolah
a)
Membantu mengembangkan kualitas kepribadian
peserta didik
b)
Membantu mengembangkan kualitas kesehatan
mental peserta didik
c)
Membantu mengembangkan prilaku-prilaku yang lebih
efektif pada diri peserta didik dan lingkungannya.
d)
Membantu peserta didik menanggulangi problema
hidup dan kehidupannya secara mandiri.
e)
Membentuk karakter peserta didik yang berjiwa
sosial dan bermanfaat bagi lingkungannya
9.
Fungsi BK di sekolah :
a)
Fungsi Pemahaman,
Dalam hal ini, diharapkan peserta didik memiliki pemahaman tentang dirinya
serta pemahaman tentang lingkungan sekitarnya. Diharapkan dari pemahaman ini
anak didik mampu mengoptimalkan potensi yangada pada dirinya serta mampu
menempatkan dirinya pada situasi apapun yang terjadi dilingkungan kehidupannya
b)
Fungsi Preventif,
Dalam fungsi ini, diharapkan anak didik mendapakan arahan tentang ancaman atau
bahaya-bahaya yang berpotensi menyerang dirinya. Ancaman atau bahaya dalam hal
ini adalah seluruh ancaman yangdapat membahayakan atau merugikan anak didik
dalam menjalani kehidupannya. Seperti arahan tentang bahayanya mendekati
atau menggunakan narkoba da masih banyak lagi ancaman lainnya.
c)
Fungsi Pengembangan,
Fungsi pengembangan ini hampir sejalan dengan fungsi pemahaman, namun fokusnya
disini adalah focus pada membantu anak didik dalam mengembangkan aspek
perkembangannya. Sesuai dengan fungsinya, ada beberapa teknik yang digunakan
dalam menunjang pengembangan anak didik tersebut. Di antaranya adalah diskusi
kelompok, curah pendapat atau brain stormin,karya wisata dan lainnya.
d)
Fungsi Penyembuhan,
Fungsi penyembuhan di sini bukan berarti menyembuhkan penyakit layaknya seorang
dokter yah, melainkan menyembuhkan masalah-masalah perkembangan yang telah atau
yang sedang dijalani anak didik seperti masalah pribadi, social, serta belajar.
Contohnya masalah dalam memahami salah satu mata pelajaran, ini dapat dibantu
dengan mengkomunikasikan pada guru BK kemudian guru BK dapat menindak lanjuti
dengan meminta guru mata pelajaran tersebut mengganti metode dalam pengajaran
mata pelajaran tersebut.
e)
Fungsi Penyaluran,
Dalam fungsi ini, guru sebagai konselor membantu anak didik dalam memilih
kegiatan ekstra di sekolah, memilih jurusan atau program studi yang di inginkan
anak didik sesuai dengan minat bakat, keahlian yang dimilikinya. Dalam memenuhi
tugas ini, guru BK tidak boleh jalan sendirian, harus bekerja sama dengan guru
yang lain ataupun bekerja sama dari lembaga lain yang berkaitan.
f)
Fungsi Adaptasi, Dalam
fungsi ini, guru BK dapat membantu guru-guru lainnya dalam menyusun program pembelajaran
yang disesuaikan dengan minat, kemampuan, serta kebutuhan anak didik.
g)
Fungsi Perbaikan,Fungsi
BK dalam hal ini membantu anak didik sehingga dapat memperbaiki kekeliruan
berpikirnya, mampu memperbaiki kesalahan dalam nalar perasaannya, serta mampu
memperbaiki kesalahan anak didik dalam bertindak. Bukan hanya memperbaiki, tapi
juga guru BK sebagai pengarah untuk anak didik agar senantiasa memiliki pola
pikir yang positif sehingga mempengaruhi anak didik dalam bertindak posititf
pula.
h)
Fungsi Pemeliharaan,
Dalam hal ini, guru BK membantu anak didik dalam menjaga suasana yang kondusif
yang telah tercipta pada diri anak didik, sehingga aman dari segala gangguan
yang mengancam suasana kondusif tersebut.
10. Layanan Bimbingan Konseling yang ada di sekolah
adalah sebagai berikut
a)
Layanan Orientasi
Lingkungan yang baru bagi individu merupakan sesuatu yang asing.
Dalam kondisi tersebut individu akan mengalami kesulitan untuk bersosialisasi.
Ketidak mampuan bersosialisasi juga menimbulkan perilaku mal adaptif (perilku
menyimpang) bagi individu. Layanan orientasi berusaha menjembatani kesenjangan
antara individu dengan suasana atupun objek-objek baru. Layanan ini dapat
dilakukan secara individu atau kelompok dan sebaiknya di programkan pada setiap
awal tahun ajaran baru. Layanan orientasi bertujuan untuk membantu individu
dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru.
b)
Layanan Informasi
Layanan informasi berguna bagi seorang klien untuk mendapatkan
informasi yang diperlukan. Layanan informasi dapat diberikan secara individu
atau kelompok. Misalnya bagi seorang individu yang membutuhkan informasi khusus
dalam menangani kesulitan belajar atau bersosial. Untuk layanan informasi
kelompok misalnya tentang informasi perguruan tinggi, kesehatan, dll. Secara
lebih rinci isi layanan informasi pada sekolah dasar atau madrasah adalah (a)
informasi tentang perkembangan diri, (b) informasi tentang hubungan pribadi,
sosial, nilai-nilai dan moral, (c) informasi tentang pendidikan kegiatan
belajar, (d) informasi tentang dunia karir, (d) informasi tentang sosial
budaya, dan (e) informasi tentang agama.
Teknik atau metode yang digunakan konselor
untuk menyampaikan informasi yaitu melalui :
·
Ceramah, tanya jawab, diskusi
·
Media
·
Acara khusus
·
Narasumber
c)
Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan penempatan dan penyaluran berfungsi untuk membantu siswa
dalam memperoleh kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan minat dan
bakatnya. Siswa memerlukan bantuan konselor untuk mengembangkan potensi mereka.
Sebab mayoritas siswa masih belum memahami minat bakat yang mereka miliki.
Penempatan dan penyaluran siswa disekolah meliputi : 1) layanan penempatan di
kelas, 2) penempatan dan penyaluran ke dalam kelompok belajar, 3) penempatan
dan penyaluran kedalam kegiatan ektrakurikuler, 4) penempatan dan penyaluran ke
jurusan/program studi, 4) penempatan dan penyaluran ke dalam pendidikan
lanjutan.
Jika orangtua, guru, dan konselor memberikan layanan penempatan
dan penyaluran secara matang dan kompak, maka seorang siswa akan mengalami
perkembangan pada jalur yang sesuai dan tepat.
d)
Layanan Konseling Individu
Layanan konseling individu dilakukan untuk membantu siswa yang
memiliki masalah pribadi. Konseling individu dilakukan dengan cara tatap muka
secara langsung antara konselor dan klien untuk menyelesaikan masalah yang
dialami klien. Konseling merupakan layanan inti yang pelaksanaannya menuntut
persyaratan dan mutu usaha yang benar-benar tinggi sebab konseling merupakan
“jantung hatinya” pelayanan bimbingan secara menyeluruh.
Materi yang dibahas pada layanan konseling individu tidak
terbatas sebab masalah setiap individu berbeda-beda misalnya dalam segi
ekonomi, sosial, belajar dan karir.
Pelaksanaan layanan konseling individu sama dengan layanan yang
lain, yaitu menempuh tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, analisis hasil,
tindak lanjut dan laporan.
e)
Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan kelompok yaitu suatu kegiatan informasi kepada
sekelompok siswa untuk menyusun rencana dan suatu keputusan. Dalam layanan
kelompok harus dipimpin oleh pemimpin kelompok. Pemimpin kelompok adalah
konselor yang terlatih dan berwenang. Tujuan layanan ini yaitu untuk
pengembangan kemampuan bersosialisasi, khususnya kemampuan berkomuniakasi
(verbal maupun non verbal) siswa. Topik pembahasan biasanya diberikan oleh
pembiming (pimpinan kelompok) atau bisa ditentukan sendiri secara bebas oleh
anggota kelompok. Untuk jumlah ideal anggota kelompok yaitu 8-10 orang agar
efektif dan efisien.
f)
Layanan Konseling Kelompok
Layanan konseling kelompok mengaktifkan dinamika kelompok untuk
membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan pribadi dan pemecahan
masalah individu (siswa) yang menjadi peserta layanan. Dalam konseling kelompok
dibahas masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok.
g)
Layanan Penguasaan Konten
Layanan penguasaan konten merupakan suatu layanan bantuan kepada
individu maupun kelompok untuk menguasai kemampuan atau kompetensi tertentu
melalui kegiatan belajar. Dengan penguasaan konten, siswa diharapkan mampu
memenuhi kebutuhannya serta mengatasi masalah-masalah yang dialaminya dan
berguna untuk menambah wawasan, mengarahkan penilaian dan sikap, menguasai
cara-cara tertentu. Oleh sebab itu, konselor harus secara aktif menyajikan
bahan , memotivasi dan mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif mengikuti
materi dan kegiatan pelayanan. Kegiatan layanan penguasaan kontek melalui
teknik-teknik yaitu:
1) penyajian materi pokok,
2) tanya jawab dan diskusi,
3) kegiatan lanjutan seperti diskusi kelompok, penugasan, dll.
h)
Layanan Pembelajaran
Layanan pembelajaran ditujukan untuk membantu siswa
mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik. Layanan ini diberikan
secara individu atau pun kelompok yang memiliki masalah yang sama.
i)
Layanan Konsultasi
Layanan konsultasi dilaksanakan oleh konselor (pembimbing)
terhadap seorang pelanggan (konsulti) yang memungkinkanya memperoleh wawasan,
pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakanya dalam menangani kondisi atau
permasalahan pihak ketiga. Di lingkungan sekolah atau madrasah yang bisa
menjadi konsulti adalah kepala sekolah atau kepala madrasah, guru-guru, dan
orang tua siswa.
Masalah yang dikonsultasikan mencangkup berbagai hal yang
dialami pihak ketiga dalam kehidupan sehai-hari terutama menyangkut statusnya
sebagai siswa baik disekolah atau madrasah maupun dirumah serta di
lingkunganya. Isi layanan konsultasi dapat menyangkut berbagai bidang kehidupan
yang luas yang dialami oleh individu (pihak ketiga). Terhadap siswa di sekolah
dan madrasah, masalah-masalah yang dikonsultasikan hendaknya lebih di
prioritaskan pada hal-hal yang berkaitan dengan status siswa sebagai pelajar.
Referensi lain:
Tohrin. 2007. Bimbingan
dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta :PT. Raja Grafindo
Persada.

Komentar
Posting Komentar